Ibunda adalah sosok yang sangat berpengaruh dalam hidup saya. Cerita tentang ibu seakan tak pernah habis untuk diceritakan.
Jalan-jalan
Kami juga sering menemani Ibunda berbelanja alat jahit di pusat kota. Biasanya kami pergi bertiga mengendarai motor bebek hijau. Di sepanjang jalan saya dan adik ramai mengobrol sementara Ibunda hanya diam mendengarkan kami berceloteh. Saat selesai berbelanja, biasanya Ibunda akan mengajak kami menikmati mie kocok langganan Ibunda. Benar-benar cerita tentang Ibu yang menyenangkan.
Saat libur sekolah, Ibunda juga sering mengajak kami berjalan-jalan seperti ke kebun binatang atau berenang di kolam renang terbesar di kota kami. Hingga kini, mengunjungi Kebun Binatang Bandung seolah menjadi agenda rutin yang tak bisa saya tinggalkan.
Tak banyak perubahan berarti namun cerita tentang Ibu lah yang membuat saya selalu ingin menjejakkan kaki sekedar menikmati hembusan angin di antara rindangnya pohon dan suara binatang saling bersahutan.
Bekal yang biasa Ibunda siapkan biasanya mie goreng, nasi dan telur ceplok yang kami santap di pinggir kolam setelah kami kedinginan karena berenang berjam-jam. Terkadang kami juga bisa menikmati pertunjukan live music yang menghibur pengunjung.
Lebaran
Bulan ramadhan adalah bulan berkah bagi kami karena sebagian besar langganan Ibunda akan menjahitkan baju untuk dikenakan saat hari raya tiba. Bagi seorang single parent, pastinya sangat berarti.
Menjelang lebaran, Ibunda akan mengajak saya, adik dan Embah untuk berbelanja baju lebaran di alun-alun kota. Ritual tahunan ini diawali dengan membelikan saya dan adik dua pasang baju, sendal atau sepatu, dan asesoris lain seperti topi dan ikat pinggang.
Ibunda juga membelikan nenek kain yang akan dijahit menjadi kebaya, kain jarik dan sendal. Acara ini diakhiri dengan buka puasa di resto terkenal. Ibunda akan memperbolehkan kami untuk memesan menu apapun yang kami suka.
Sesaknya pembeli tak menyurutkan kami. Inilah waktu Ibunda memanjakan segala kebutuhan Idul Fitri kami setelah sebulan lamanya berjibaku menjahit hingga tengah malam.
Di usianya yang hampir mencapai 74 tahun, saya dan Ibunda masih sering bernostalgia mengunjungi mie kocok legendaris yang kini sudah berganti generasi.
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Kini, giliran saya yang mengajak Ibunda berbelanja baju dan sendal serta mencicipi aneka kuliner seperti iga bakar atau hidangan khas masakan sunda favorit Ibunda.
Cerita tentang Ibu yang hebat dan kuat menorehkan momen yang suatu hari nanti akan kami rindukan.
Post a Comment
Post a Comment