Hal paling seru saat jalan-jalan ke berbagai kota adalah bisa mencoba berbagai jenis kereta api Indonesia. Saya dan Zauji lebih memilih kereta api karena masih bisa beraktivitas lain selama perjalanan. Ternyata sejarah kereta api di Indonesia sudah sejak lama dan menjadi salah satu pengelolaan kereta api terbaik di dunia.
Sejarah Kereta Api
Saat kecil dulu saya sangat senang bila diajak naik kereta api. Sepanjang ingatan saya, saya hanya 2x naik kereta api saat kecil. Pertama saat berusia 5 tahun, saya dan kakak sepupu diajak paman naik kereta api Bandung - Jakarta lalu naik pesawat terbang (saya lupa tujuannya. Saya ingat duduk di pinggir jendela kereta api dan memandang ke arah luar melihat pohon yang seperti berlari.
Kesempatan selanjutnya saat kakek mengajak kami main ke kampung halaman di Purwakarta. Saat itu kereta api rute Bandung - Purwakarta masih menggunakan bangku panjang di kedua sisi dan bagian tengah. Kami melewati terowongan Sasaksaat, terowongan kereta api yang dibangun pada tahun 1902 - 1903 dan didapuk sebagai terowongan kereta api terpanjang di dunia sebelum ada kereta api cepat hadir di Indonesia.
Jalur kereta api pertama dibangun di jaman penjajahan Belanda oleh perusahaan Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS). Kereta api pertama diresmikan pada tanggal 10 Agustus 1867 menghubungkan Semarang ke Tanggung, sepanjang 25 km. Tujuan awal kereta api adalah mengangkut hasil bumi, seperti gula, kopi, dan tembakau, dari pedalaman Jawa ke pelabuhan dan selanjutnya berkembang untuk digunakan mengangkut penumpang. Sejarah kereta api di Indonesia memang sangat menarik untuk disimak.
Kereta Api Era Baru
Bagi teman Menong yang sering bepergian dengan kereta api pasti merasakan perubahan yang luar biasa di beberapa tahun terakhir ini. Transformasi besar-besaran dilakukan PT Kereta Api Indonesia (KAI) dalam bentuk layanan termasuk sistem tiket menjadi digital, pembenahan fasilitas seperti tempat duduk kereta api, pemasangan AC dan renovasi stasiun.
Jujur saja sebagai orang yang pernah naik kereta api di masa lalu, perubahan ini tampak nyata dan membanggakan. Zauji sendiri yang sering menggunakan kereta api Bandung - Madiun di jaman sekolah dulu bercerita kondisi kereta api yang banyak pedagang asongan, kondisi tempat duduk yang penuh sehingga berdesakan hingga toilet yang bau pesing dan antrian tiket mengular.
Kini layanan kereta api hadir dengan kenyamanan dan keamanan yang patut diacungi jempol. Saya dan Zauji memang hanya mengenal kereta api di Pulau Jawa saja. Satu-satunya kereta api di luar Jawa yang pernah kami coba hanya LRT Palembang saja.
Kereta api di Pulau Jawa terbagi dalam beberapa kelas, yaitu Eksekutif, Bisnis, Ekonomi, dan Ekonomi Premium. Yang membedakan dari kelas ini adalah harga tiket, layanan dan fasilitas.
Kelas Eksekutif
Kelas eksekutif merupakan kelas kereta api paling nyaman. Dan tentu saja harga tiket kelas eksekutif paling tinggi dibandingkan kelas lainnya.
Bila ada rezeki, saya sebetulnya lebih memilih kereta eksekutif karena biasanya perjalanan jauh memerlukan istirahat yang cukup sehingga lebih suka memilih alat transportasi yang nyaman.
Kursi di kelas eksekutif bertipe 2 - 2 yang bisa direbahkan sehingga lebih nyaman saat teman Memong ingin beristirahat atau tidur. Ruang kaki lega terutama untuk Zauji yang memiliki tinggi badan kurleb 165 cm. Sandaran tangan bisa dilipat sehingga cocok bagi penumpang yang ingin duduk berdekatan. Selain itu tersedia meja makan lipat.
Semua jenis kereta api memang dilengkap AC namun rasanya suhu di kelas eksekutif terasa lebih dingin. Jangan khawatir, saat perjalanan malam, teman menong akan dipinjami selimut sehingga tak perlu takut kedinginan. Selain itu lampu juga diredupkan sehingga suasana sangat mendukung untuk istirahat dengan tenang.
Setiap kursi colokan listrik untuk handphone, tablet, dan laptop dan lampu baca. Saya dan Zauji terkadang bekerja via laptop selama perjalanan. Semua fasilitas toilet sudah sangat bersih untuk semua jenis kereta api karena ada petugas yang akan membersihkan secara berkala. Namun toilet di kelas eksekutif menyediakan toilet jongkok.
Kelas eksekutif juga menyediakan layanan makanan yang dijajakan ke setiap gerbong dan layanan pesan antar. Jangan lupa, pilih gerbong yang tidak terlalu jauh dengan dengan restoran kereta api agar teman Menong bisa mampir dan duduk di gerbong khusus dine in ini. Saya dan Zauji juga pernah sholat di mushola kereta api yang apik meski luasnya tak seberapa.
Pastikan teman Menong tidak mampir di resto tepat di jam makan siang karena biasanya penuh. Menu favorit saya dan Zauji adalah cuanki (instan tentunya) dan coklat panas.
Teman Menong bisa mencoba kereta Parahyangan, Argo Wilis, Lodaya, Malabar, Mutiara Selatan, Gajayana, Argo Lawu, Argo Bromo, Sembrana dan Turangga.
Kelas Ekonomi
Meski berjudul kelas ekonomi, kenyamanan jenis kereta api ini bisa teman Menong andalkan. Dengan tipe kursi 2 -2 sama seperti kelas eksekutif, kursi kelas ekonomi bisa direbahkan namun tak sebelas kelas eksekutif dan dengan ruang kaki yang tak terlalu lega. Begitpun dengan meja lipat yang sayangnya tak disediakan di kelas ekonomi. Ketersediaan AC, colokan listrik, dan toilet yang bersih layak diacungi jempol.
Kelas ekonomi kini tersedia dalam kelas ekonomi premium terlebih untuk kereta api dengan dengan lumayan jauh seperti Bandung - Yogyakarta. Desain yang cantik, tombol otomatis membuat saya mengiyakan ajakan Zauji untuk mencoba.
Bila dahulu teman Menong harus pandai memilih kursi kelas ekonomi agar tak berjalan mundur, untuk kelas ekonomi premium ini semua kursi menghadap kota yang dituju.
Untuk beberapa tujuan, kelas ekonomi ini memang masih mengikuti desain jenis kereta api Indonesia model lama seperti Kereta Api Serayu (Pasar Senen - Purwokerto) dengan kursi tegak dan jenis kursi single untuk 2 atau 3 penumpang.
Kereta Rel Listrik atau Commuter Line
Kereta Rel Listrik (KRL) atau Commuter Line merupakan transportasi massal dan murah meriah warga Jabodetabek. Kereta ini menghubungkan pusat-pusat aktivitas seperti Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Saya dan Zauji sendiri menggunakan commuter line saat berjalan-jalan di Jakarta atau saat main dari Depok ke Kebun Binatang Ragunan. Seru sekali!😍
Untuk menggunakan KRL, teman Menong harus mempunyai kartu e-money (jenis bebas). Tarifnya juga sangat murah dan fasilitas super nyaman. Tak heran bila di kota lain seperti Yogyakarta dan Solo, telah dioperasikan KRL Yogyakarta-Solo sejak 2021.
Kereta Api Lokal
Nah ini dia, jenis kereta api Indonesia yang melayani rute pendek antar kota/kabupaten yang berdekatan. Tarifnya lebih murah dan cocok untuk teman Menong yang sering wara wiri sehingga harus cepat dan hemat ongkos.
Tempat duduknya memang masih model lama berupa kursi tegak namun cukup membantu untuk jarak pendek.
Contoh kereta api lokal : Prambanan Ekspres (Prameks) untuk rute Yogyakarta – Solo, Pandalungan untuk rute Jember – Surabaya dan lokal Bandung Raya untuk Padalarang – Cicalengka.
Saya sendiri baru mencoba kereta api lokal untuk jurusan Padalarang - Cicalengka. Bagaimana dengan teman Menong? Adakah jenis kereta api Indonesia lain yang sering dicoba?



Post a Comment
Post a Comment