Minggu lalu, kami berdua kembali ke Cirebon dan menuntaskan rasa penasaran mengunjungi Taman Wisata Gua Sunyaragi Cirebon.
Ingatan saya saat study tour jaman SMP dulu memang sudah samar dan tak mengingat secara detilnya. Satu hal yang saya ingat adalah percakapan singkat saya dengan seorang perempuan tua di Taman Wisata Goa Sunyaragi. Kala itu saya tak sengaja menyentuh patung Perawan Sunti di depan Gua Peteng.
Gua Sunyaragi
Taman Wisata Goa Sunyaragi terletak di Jalan By Pass Brigjen Dharsono, Kelurahan Sunyaragi, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon, Jawa Barat.
Nama 'Sunyaragi' berasal dari dua kata dalam bahasa Sanskerta dan bahasa Jawa. 'Sunya' berarti hening atau sepi sedangkan 'ragi' memiliki arti raga atau tubuh. Secara makna, Sunyaragi berarti tempat untuk menyepi, menenangkan diri, dan membersihkan jiwa raga.
Kami tiba di pelataran Taman Wisata Gua Sunyaragi Cirebon yang nampak sepi. Beberapa petugas menyambut kami dan mempersilakan kami membeli tiket terlebih dahulu seharga RP. 15.000/orang. Petugas juga menawari kami untuk didampingi pemandu yang kami tolak karena kami ingin menikmati jalan-jalan ini sekedarnya saja.
Dengan berbekal payung kami mulai berkeliling. Semua nampak berbeda. Berdasarkan kitab Purwaka Caruban Nagari, Gua Sunyaragi dibangun secara bertahap mulai sekitar tahun 1703 pada masa pemerintahan Pangeran Kararangan atau Pangeran Arca Carbon. Pangeran Kararangan sendiri merupakan cicit dari Sunan Gunung Jati.
Sebagian literatur memberikan data pembangunan pertama terjadi di tahun 1536 atas prakarsa Pangeran Emas Zaenul Arifin atau Panembahan Ratu pertama, menantu dari Joko Tingkir. Gua Sunyaragi sendiri merupakan bagian dari Keraton Kasepuhan Cirebon meski berada terpisah dari keraton dan terletak di sekitar hutan jati yang tersembunyi,
Meski bernama Taman Wisata Goa Sunyaragi, tempat ini tidak sepenuhnya berbentuk gua. Kami tiba di area yang nampaknya menjadi tempat pertunjukan. Area ini lebih menyerupai taman yang luas.
Sunyaragi sempat mengalami beberapa perombakan termasuk pada masa Sultan Sepuh V atau Sultan Sjafiudin Matangaji yang digunakan sebagai tempat beribadah kepada Allah SWT dan markas besar prajurit kesultanan, gudang dan pembuatan senjata.
Gua Sunyaragi sempat mengalami kerusakan parah di tahun 1786 saat penyerangan VOC. Gua Sunyaragi dibangun kembali di tahun 1852 oleh Pangeran Adi Wijaya. Dan mengalami 2x pemugaran di abad 20 yaitu di tahun 1936 dan 1978.
Arsitektur
Dari kejauhan bangunan gua terlihat menyerupai candi agama Hindu. Destinasi wisata seluas 1,5 hektar ini nampak unik yang berbeda dari bangunan sejarah lainnya.
Gua Sunyaragi diberi hiasan ornamen batu karang berpori yang dibawa dari pesisir utara Jawa.
Setelah perbaikan di tahun 1852, desain ala Cina terlihat dengan adanya ukiran bunga persik, bunga matahari dan bunga teratai. Tak heran karena arsitektur perbaikan berasal dari Cina.
Sebetulnya Gua Sunyaragi menyerupai benteng yang dikeliling parit. Berhubung kami tiba di musim kemarau, tidak ada aliran air di sekitar gua.
Gua Peteng
Gua Peteng merupakan kompleks utama di Taman Wisata Goa Sunyaragi. Peteng berarti gelap. Dari namanya teman Menong dapat memperkirakan bila ruangan pada Gua Peteng realtif gelap karena hanya memiliki celah sempit untuk melintas. Gua Peteng terdiri dari 3 lantai dan 6 ruangan utama.
Di bagian muka, terdapat pintu masuk yang berada di area kolam yang terbagi dua secara simetris.Di pintu masuk inilah dulu terdapat patung batu Perawan Sunti yang dulu pernah saya sentuh.
Konon, bila seorang gadis menyentuh patung ini akan sulit mendapatkan jodoh. Tentu saja ini hanya mitos karena larangan itu sebetulnya bermakna seorang gadis harus pandai menjaga diri agar tak seperti Perawan Sunti yang hamil dan melahirkan anaknya tanpa melalui hubungan lawan jenis.
Selain itu, larangan menyentuh patung atau properti di tempat wisata biasanya ditujukan untuk meminimalkan kerusakan properti akibat sering disentuh. Kini replika patung Perawan Sunti sudah tak ada lagi di Gua Peteng. Di seberang kolam, teman Menong bisa melihat patung Gajah Derum Tirta Linuwih sebagai simbol kerja sama dengan India.
Kami masuk ke Gua Peteng dari arah atas. Zauji memimpin saya untuk menelusuri setiap ruangan. Jujur saja, sebetulnya saya tak punya nyali untuk memasuki setiap ruangan. Keheningan seolah membawa kita kembali ke masa silam.
Karena sangat sempit, curam dan mempunyai langit-langit yang pendek bak jalan rahasia, Zauji meninggalkan tas ransel yang kami bawa di sebuah ruangan kecil dan mensurvei setiap ruangan yang akan kami lihat (dan meninggalkan saya sendirian di luar goa😌) sebelum mengajak saya turut serta.
Gua Sunyaragi sendiri berada di ketinggian sehingga teman Menong harus berhati-hati melangkah. Perhatikan pegangan di kanan kiri teman Menong karena ornamen batu karang cukup tajam bila tersentuh.
Bangunan Lain
Gua Pengawal
Gua Pengawal merupakan bangunan pertama yang didirikan. Bangunan ini berfungsi sebagai penerima tamu dan tempat para pengawal berjaga.
Gua Pande Kemasan
Gua Pande Kemasan merupakan ruangan tempat membuat senjata seperti keris, tombak, pedang dan peralatan rumah tangga yang terbuat dari logam. Gua ini sudah lama tertimbun tanah sehingga tak lagi bisa diakses.
Gua Simanyang
Gua ini terletak di seberang Gua Pengawal dan berfungsi sebagai pos keamanan.
Bangsal Jinem
Bangsal Jinem merupakan tempat istimewa karena menjadi tempat duduk sultan pada masanya. Bangsal Jinem berbentuk podium yang menghadap lapangan.
Mande Beling
Mande Beling terletak di belakang Bangsal Jinem. Petugas mengijinkan saya untuk duduk sejenak karena Mande Beling yang berbentuk pendopo kecil dengan atap sirap ini memang berfungsi sebagai tempat berisitirahat.
Goa Arga Jumut
Gaa Arga Jumut sendiri dipercaya sebagai jalan gaib menuju Mekkah-Madinah dan Cina. Bila ingin pergi ke Mekkah, hanya perlu masuk ke dalam Goa Arga Jumut dan langsung menuju Kabah. Tentu saja ini hanya mitos ya, filosofinya adalah Mekkah-Madinah merupakan kiblat pendidikan agama dan Cina merupakan sumber pengetahuan.
![]() |
Goa Arga Jumut |
Banyak goa yang kami jelajahi termasuk Kamar Kapuntren, tempat putri beristirahat dan goa lainnya. Semangat menjelajah Zauji berbanding terbalik dengan saya yang tak nyaman berada di tempat (silam) sesunyi itu sehingga saya tak mau berlama-lama di satu tempat😟
![]() |
Bale Kambang |
Terakhir kami mengeksplorasi Bale Kambang, bangunan antara kompleks Gua Peteng dan Kompleks Gua Arga Jumut. Bangunan joglo ini nampak mengapung di atas sungai buatan (yang kala itu tak ada airnya). Kami duduk menikmati semilir angin yang berhembus sebelum beranjak pulang kembali ke hotel.
Taman Wisata Gua Sunyaragi Cirebon dilengkapi fasilitas umum seperti toilet, mesjid dan stand makanan. Di seberang taman wisata, teman Menong bisa mampir di mall dan travel Cirebon - Bandung, Day Trans.
Post a Comment
Post a Comment