Pernikahan Adat Sunda

Post a Comment
Satu hal yang saya sukai dari sebuah walimatul ursy adalah adanya upacara pernikahan adat Sunda yang menarik untuk disimak. Bila ada kerabat yang menikah, pastinya kami akan hadir lebih awal sehingga bisa menyaksikan langsung prosesi pernikahan adat sunda secara langsung. 

Sewaktu saya dan Zauji  menikah dulu, kami memang tak menggelar resepsi meriah sehingga tak ada upacara adat yang kami laksanakan. Sebetulnya apa saja ya urutan upacara pernikahan adat Sunda?

Ngeuyeuk Seureuh

Ngeuyeuk Seureuh atau dalam bahasa Indonesia berarti mengikat daun sirih. Sirih atau suruh (Jawa),sireh (Melayu), bido (Ternate), base (Bali) merupakan daun berbentuk hati, dalam bahasa ilmiah disebut Piper betle, sering digunakan dalam jamu-jamuan dan upacara adat.

Ngeuyeuk Seureuh dilakukan beberapa hari sebelum akad nikah dilangsungkan dan biasa dilaksanakan di rumah calon pengantin wanita. Ngeuyeuk Seureuh memiliki makna sebagai mengikat doa restu agar diberikan keberkahan dalam berumah tangga.

Ngeuyeuk Seureuh dibimbing oleh sesepuh yang memberikan wejangan. Perlengkapan yang digunakan adalah daun sirih, benang, uang logam, dan jajanan pasar yang pastinya memiliki makna filosofis tersendiri. 

Memotong daun sirih sendiri melambangkan kebersamaan dalam rumah tangga, benang melambangkan ikatan dan jajanan manis melambangkan manisnya kehidupan berumah tangga.

Seserahan 
Seserahan atau hantaran bermakna simbolis mungkin sudah teman Menong familiar. Barang yang akan diberikan sebagai seserahan disiapkan keluarga calon pengantin pria atas kebutuhan atau permintaan dari calon pengantin wanita.

Barang dalam seserahan biasanya berupa pakaian dan perlengkapan wanita, alat kosmetik, mukena dan sajadah, sepatu, tas dan lainnya. Biasanya ada barang tambahan berupa buah-buahan dan kue.

Terkadang, calon pengantin wanita yang membeli sendiri kebutuhan seserah agar cocok baik dari ukuran atau selera, pastinya sesuai dengan dana yang disediakan calon pengantin pria.

Seserahan memiliki makna kesanggupan suami menafkahi istri.

Akad Nikah

Akad nikah adalah inti dari seluruh rangkaian, di mana pasangan sah secara agama dan hukum. Biasanya akad dilakukan di rumah mempelai wanita atau masjid.

Ijab kabul dipimpin oleh wali nikah dan disaksikan oleh saksi serta penghulu. Momen ini sangat sakral, karena dengan satu kalimat ijab kabul, status kedua mempelai berubah menjadi suami-istri. Setelah akad selesai, dilakukan doa bersama, serta pemasangan cincin atau kalung sebagai tanda resmi ikatan pernikahan.

Saweran

Setelah akad, biasanya dilakukan prosesi *sawer*. Orang tua kedua mempelai menaburkan beras kuning, permen, uang logam, dan bunga kepada pengantin. Sambil menabur, biasanya diiringi tembang sunda khusus sawer yang penuh makna nasihat.

Makna sawer adalah menebarkan doa dan harapan agar pasangan hidup sejahtera, berlimpah rezeki, selalu berbagi, dan senantiasa mendapat perlindungan. Uang melambangkan rezeki, permen melambangkan manisnya kehidupan, beras kuning sebagai kemakmuran, dan bunga sebagai keharuman rumah tangga.

Meuleum Harupat

Harupat adalah seikat lidi yang diberi api. Dalam prosesi ini, mempelai pria memegang harupat menyala, lalu mempelai wanita memadamkannya dengan kendi berisi air.

Maknanya adalah suami boleh bersikap tegas atau “panas” dalam mendidik rumah tangga, namun istri harus bisa menyejukkan dan meredam dengan kelembutannya. Filosofi ini mengajarkan keseimbangan antara ketegasan suami dan kelembutan istri dalam menjaga keharmonisan rumah tangga.

Nincak Endog

Telur ayam diletakkan di atas baki, lalu mempelai pria menginjaknya hingga pecah. Setelah itu, mempelai wanita membasuh kaki suaminya dengan air bunga.

Prosesi ini melambangkan awal kehidupan baru sebagai suami-istri. Pecahnya telur berarti lahir kehidupan baru, sedangkan membasuh kaki menandakan bakti istri kepada suami, serta tanggung jawab suami untuk menjaga dan melindungi keluarga.

Huap Lingkung (Saling Menyuapi)

Kedua mempelai saling menyuapi nasi kuning lengkap dengan lauk pauknya. Prosesi ini sangat hangat karena melambangkan rasa saling menyayangi, memperhatikan, dan saling melengkapi dalam memenuhi kebutuhan satu sama lain.

Filosofinya, bahwa sejak menikah, suami-istri wajib saling menjaga dan tidak boleh egois dalam membangun keluarga.

Pabetot Bakakak

Mempelai bersama-sama menarik paha ayam bakakak (ayam utuh yang dipanggang). Siapa yang mendapatkan bagian lebih besar diyakini akan lebih banyak rezekinya.

Namun sesungguhnya, makna terdalam dari prosesi ini bukanlah siapa yang lebih beruntung, melainkan pesan bahwa rezeki harus diraih bersama-sama, dibagi adil, dan dinikmati secara bijak dalam rumah tangga.

Mapag Panganten 

Sebagai penutup, pasangan pengantin biasanya diarak dalam prosesi mapag panganten. Mapag dalam bahasa Indonesia artinya menjemput atau menyambut, dan panganten dalam bahasa Indonesia artinya pengantin, yang berarti dapat diartikan sebagai upacara menyambut pasangan.

 Dalam adat Sunda keluarga dari pengantin pria yang dijemput atau disambut atau  juga di-mapagkeun oleh keluarga pengantin wanita Keduanya disambut oleh keluarga besar dan masyarakat dengan alunan musik tradisional, tarian jaipong, hingga gamelan sunda.

Mapag panganten menandai bahwa pasangan baru sudah diterima masyarakat sebagai keluarga baru. Prosesi ini penuh doa dan harapan agar pengantin selalu mendapat dukungan dalam membangun rumah tangga.
Newest Older

Related Posts

Post a Comment