Saat ini sedang viral meme aksi atraktif dari tarian bocah pacu jalur, perlombaan tradisional dayung perahu, sampan atau kano yang digelar dalam olahraga mendayung Pacu Jalur dari Kabupaten Kuantan Singingi. 800
Jujur saja, saya tak banyak mengenal kota-kota di Provinsi Riau. Tentu saja saya megenal Pekanbaru sebagai ibukota provinsi yang dikenal dengan julukan bumi lancang kuning ini.
Lain halnya dengan Kabupaten Kuantan Singingi, sebuah kabupaten yang berjarak kurleb 165 km dari Pekanbaru dengan waktu tempuh hampir 4 jam melalui jalan darat.
Kota ini mendadak dikenal banyak orang bahkan hingga mancanegara saat media sosial banyak menampilkan video lawas pacu jalur. Gerakan menarik dari tukang tari, bocah yang berdiri di bagian depan perahu, sangat ikonik dan bahkan menjadi meme terkenal. Meme tersebut tak hanya diikuti masyarakat biasa namun juga tokoh terkenal seperti bintang NFL dan kalangan selebritis.
Kabupaten Kuantan Singingi
Kabupaten Kuantan Singingi awalnya merupakan pemekaran dari Kabupaten Indragiri Hulu. Ibukota Kabupaten Kuantan Singingi terletak di teluk Kuantan. Kuantan Singingi sering disebut dengan Kuansing atau Rantau Kuantan.
Daerah Kuantan telah ada sejak abad ke-12 dengan dalam pemerintahan (kemungkinan) Kerajaan Kandis. Kuantan beralih dari satu kerajaan ke kerajaan lainnya termasuk Sriwijaya dan Kerajaan Kuantan.
Secara geografis, Kuantan Singingi terdiri dari dataran rendah dan dataran tinggi tak heran Kuantan Singingi dikenal sebagai daerah pertanian yang menghasilkan berbagai komoditas buah-buahan dan perkebunan seperti karet, kelapa, sawit dan coklat.
Alam Kuantan Singingi juga menyimpan kekayaan bumi yang luar biasa seperti emas, batu gamping, batu bara, gas alam, mangan dan kaolin.
Dua sungai besar melintasi Kabupaten Kuantan Singingi menjadi urat nadi transportasi, Sungai Kuantan dan Sungai Singingi. Sungai Kuantan sendiri berhulu di Danau Singkarak, danau terluas ketiga di Pulau Sumatera dan bermuara ke Kuala Indragiri di Kabupaten Indragiri Hilir.
Tak heran bila masyarakat Kuantan Singingi terbiasa menggunakan perahu atau sampan panjang sebagai alat transportasi satu-satunya. Perahu juga menjadi penanda status sosial seseorang. Perahu kayu yang digunakan disebut dengan jalur berarti sampan atau perahu kayu gelondongan tanpa sambungan dengan panjang 25 - 30 meter dan lebar 1 - 1,25 m.
Jalur
Jalur dibuat dari sebatang kayu yang utuh tanpa dibelah atau dipotong (wow, bayangkan seberapa besar kayu yang digunakan)
Jalur memiliki banyak jenis dari mulai yang paling kecil dengan panjang 2 - 2,5 m (perahu kenek) yang biasa digunakan untuk transportasi pribadi dan menangkap ikan, perahu muatan berompek muat 4 orang untuk menangkap ikan dengan jala dan mengangkut hasil kebun dan perahu tambang yang muat 8-15 orang untuk bepergian antar desa.
Dan yang terakhir adalah perahu godang yang berukuran 15 - 20 m dan dapat menampung hingga 1 ton. Perahu ini dikemudikan dengan menggunakan gala, kayu panjang untuk mendorong perahu agar melaju.
Jalur yang digunakan terdiri dari luan (haluan jalur), talingo (telinga depan), panggar tempat duduk, poruik jalur (lambung perahu), ruang timbo (ruangan tempat menimba air saat air masuk ke perahu), talingo belakang (telinga belakang), kamudi (tempat duduk pengemudi), lambai-lambai (selembayung atau tempat berpegang tukang onjoi). Selembayung sendiri biasanya berupa ukiran bermotif yang melambangkan nama jalur semisal jalur naga sakti memiliki selembayung berbentuk seekor naga.
Pacu Jalur
Sebuah tradisi perlombaan jalur yang dikenal dengan sebutan Pacu Jalur telah lama dikenal dan diadakan setahun sekali. Biasanya peserta Pacu Jalur berasal dari kecamatan-kecamatan yang daerahnya dialiri Sungai Batang Kuantan. Namum kini Pacu Jalur diadakan di setiap rayon kecamatan dengan puncak lomba di kota Teluk Kuantan.
Pacu Jalur awalnya diadakan untuk memperingati hari besar umat Islam seperti Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha, Tahun Baru Hijriah dan Maulid Nabi. Di jaman penjajahan Belanda, Pacu Jalur dijadikan kegiatan memperingati hari lahir ratu belanda.
Kini Pacu Jalur dijadikan agenda resmi peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Pacu Jalur dimulai dari bulan April di setiap rayon kecamatan dan berakhir di bulan Agustus. Tak hanya masyarakat Kuansing, Pacu Jalur juga sering diikuti peserta dari kabupaten, provinsi bahkan negara lain.
Dahulu hadiah untuk pemenang pertama berupa sepasang kerbau, untuk pemenang kedua sepasang lembu dan hadiah pemenang ketiga seekor lembu.
Kemeriahan Pacu Jalur dapat teman Menong saksikan dengan ukuran jalur (perahu) yang akan bertanding. Jalur besar bisa mendapai 40 meter dengan anak pacuan (orang yang mendayung) hingga 40-50 orang. Luar biasa,ya! Jalur kecil biasanya berukuran 25 meter saja dengan anak pacuan 25-30 orang.
Jalur yang dilombakan bisa mencapai 80 jalur dengan jarak tempuh lomba mencapai 1 km. Awal lomba ditandai dengan letusan senapan. Pacu jalur bergerak diperintah seorang komando (tukang onjai) dan komando berkata siluak.
Berbalut adat yang sangat kental, tak sekedar balapan, teman Menong dapat menyaksikan keunikan tradisi. Tari jalur sebagai pembuka menawarkan keindahan gambaran proses Pacu Jalur dari mulai mencari kayu, menebang kayu, mencaruk atau melubangi badan kayu, gerak mandi, gerak menarik jalur (maelo) dan gerak berpacu (berlomba). Sayangnya tarian karya Zainal Abidin di tahun 1991 ini sudah tak lagi digelar karena digantikan dengan tarian lain seperti tari Mandulang, tari Mararua, tari Somba Cerano, tari Mangonji dan tari Basamo ka Jadi.
Pacu Jalur sendiri diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda yang diakui oleh Kementerian Kebudayaan sejak tahun 2014😍
Post a Comment
Post a Comment