Kaladama
Tahu gejrot menjadi kuliner Cirebon yang pertama kali saya kenal. Tahu kopong coklat yang diberi kuah gula dan asam plus ‘rendosan’ atau ulekan bawang merah, garam dan cabe rawit memberikan sensasi manis, pedas dan asam dan rasa segar dari bawang merah mentah.
Saat berkunjung ke Cirebon Timur kami disuguhi kuliner khas Cirebon. Tentunya tahu gejrot berada di urutan pertama sebagai camilan di sela kegiatan kami. Seperti biasa, tahu gejrot disajikan dalam piring gerabah kecil.
Saat hendak mencicipi, barulah tersadar ternyata tahu gejrot ini berbeda dengan tahu gejot yang biasa disajikan karena dilengkapi dengan potongan ketupat.
Ternyata tahu gejrot ketupat ini disebut dengan nama ‘kaladama’.
Kaladama terdiri dari potongan tahu kopong coklat dengan ulekan bawang merah, garam dan cabe rawit yang juga disiram dengan kuah gula merah dan asam. Rasanya 100% sama dengan tahu gejrot, segar dengan bawang merah mentahnya.
Adanya ketupat membuat perut terasa lebih kenyang.
Pernahkan teman Menong mencobanya?
Nasi Jamblang
Nasi jamblang dikenal sebagai salah satu kuliner Cirebon yang populer dan telah ditasbihkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi di tahun 2022.
Tak hanya disajikan di kali lima namun juga merambah restoran papan atas. Nasi jamblang hadir di tahun 1847. Kala itu Belanda mendirikan 2 pabrik gula di daerah Gempol Palimanan dan Plumbon dan pabrik spirtus di Palimanan.
Versi lain, nasi jamblang mulai dikenal saat dibangunnya Jalan Raya Pos dari Anyer ke arah Panarukan melewati wilayah Cirebon.
Para buruh yang berasal dari wilayah yang jauh merasa kesulitan mendapatkan sarapan karena masih belum ada penjual makanan di pagi hari. Seorang pengusaha asal Jamblang, H. Abdul Latief meminta istri, Tan Piauw Lun atau yang biasa disapa Nyonya Pulung untuk memberikan sedekah nasi dan lauk yang dibungkus daun jati kepada buruh pabrik.
Daun jati digunakan sebagai bungkus nasi karena umum digunakan sebagai pelindung kepala saat panas dan juga digunakan sebagai pembungkus tempe. Tekstur nya yang kasar dan tak mudah sobek sangat cocok sebagai pembungkus nasi.
Menu lauk yang disajikan berisi dendeng laos, paru goreng, sambel goreng, tempe goreng, tahu goreng, sayur tahu dan ikan asin cucut.
Menu ini menjadi menu andalan nasi Jamblang Tulen yang dikembangkan Nyonya Pulung hingga bergenerasi dan dikenal sebagai kuliner khas Cirebon.
Meski sudah dikembangkan banyak orang, nilai kekhasan nasi jamblang masih terpelihara dengan cara penyajiannya yang otentik. Saya menyukai deretan makanan dalam baskom tradisional. Rasanya seperti kembali ke masa lalu.
Saat menikmati nasi jamblang memang tak disarankan untuk mengambil dalam jumlah banyak. Teman Menong bisa mencicipi setiap lauk yang ada terutama tumis cumi (yang tintanya masih terasa) dan asin cucut yang menjadi primadona.
Saya dan Zauji memiliki langganan kedai nasi jamplang di kawasan Cipto Park, Kota Cirebon. Tempat yang cozy, harga yang terjangkau dan dekat dengan shuttle Citi Trans membuat kami betah untuk kembali.
Empal Gentong
Empal gentong merupakan sajian yang terdiri dari daging dan jeroan) limpa dan babat sapi) yang diberi kuah santan dengan bumbu rempah dan potongan daun kucai.
Empal gentong telah ada sejak abad 15 sebagai kuliner hasil perpaduan budaya Arab, India dan Tiongkok. Awalnya empal gentong disajikan menggunakan daging kerbau karena saat itu masih banyak masyarakat beragama Hindu sehingga tidak bisa mengkonsumsi daging sapi yang disakralkan.
Seiring waktu adanya percampuran budaya, daging kerbau diganti menjadi daging dan jeroan sapi dan dimasak dalam gentong tanah liat. Proses masak dengan kayu bakar menghasilkan aroma tertentu yang menajdi keunikan empal gentong.
Sekilas empal gentong mirip dengan gulai sehingga teman Menong yang menyukai makanan berkuah khas nusantara akan menyukainya. Terlebih bila dinikmati saat udara dingin.
Empal gentong banyak disajikan di resto atau rumah makan terkenal dan menjadi salah satu kuliner cirebon yang banyak dikenal.
Tahu Petis
Saya telah lama mengenal petis, bumbu khas nusantara yang terbuat dari fermentasi hewan laut seperti udang dan ikan yang dibuat hingga terbentuk pasta pekat.
Awalnya saya mengira ‘petis’ adalah salah satu jenis kuliner karena biasa dijajakan bersamaan dengan ‘kupat tahu’. Hanya saja bumbu kacang yang diulek ditambahkan pasta coklat kehitaman yang ternyata itulah yang dinamakan ‘petis’.
Saat berkunjung ke Cirebon, tak sengaja Zauji membeli tahu goreng yang diberi bumbu khusus yang ternyata bumbu ‘petis’. Voila, rasanya enak sekali sehingga membuat kami ketagihan untuk membeli kembali. Satu porsi tahu petis dapat dibeli dengan harga minimal Rp. 5.000. Karena tak habis, saya nekad membawanya ke Bandung.
Sayangnya tahu petis ini sangat jarang kami jumpai karena hanya ada di sore hari dan di tempat tertentu saja. Kami juga belum pernah menemukan tahu petis di daerah Bandung Raya. Sayang sekali ya padahal tahu petis ini mulai mendapatkan temapt di hati kami dari daftar kuliner cirebon.
Post a Comment
Post a Comment