Cara Hidup Hemat Agar Bisa Menabung

14 comments
cara hidup hemat agar bisa menabung
Frugal living menjadi gaya hidup yang nge-hits dan banyak diikuti terutama kaum muda. Secara sederhana frugal living merupakan gaya hidup hemat hingga dapat menabung setiap bulannya. Apa saja ya cara hidup hemat agar bisa menabung yang bisa teman Menong terapkan. Check it out!

Sebelum menikah saya memang tidak pernah menerapkan pembukuan keuangan. Sadar diri bukan berasal dari keluarga berada, saya sudah terbiasa dengan hidup sederhana dan tak terlalu ‘ngoyo’ untuk memiliki sesuatu yang tak bisa saya jangkau. Jadi sebenarnya, berhemat menjadi jalan ninja saya setiap bulannya😎. Dan sepertinya menabung harus mulai dijadikan kebiasaan rutin yang dikerjakan.

Kesepakatan Pranikah

Sebelum menikah, saya dan Zauji membuat beberapa kesepakatan pranikah termasuk bagaimana pengelolaan keuangan rumah tangga nantinya.

Kami mulai menginventarisir sumber penghasilan dan bagaimana mengatur pengeluaran setiap bulannya. Gaji saya pribadi digunakan untuk pengeluaran rutin sedangkan honor lembur yang terkadang saya dapatkan dialokasikan untuk tabungan. Pendapatan Zauji sendiri dibagi dua untuk modal usaha dan menambah tabungan setiap bulannya. Dan kami sepakat Zauji-lah yang mengelola keuangan kami berdua.

Deal!!! 

Lunasi Utang Terlebih Dahulu

Apakah saya memiliki utang? Inilah salah satu pertanyaan yang dulu Zauji ajukan kepada saya menjelang pernikahan dulu.

Jujur saja, saat itu saya masih memiliki cicilan utang ke bank yang saya pakai untuk merenovasi rumah Ibunda. Sebetulnya saya tak akan menuntut Zauji untuk membantu melunasi karena pinjaman itu digunakan untuk keperluan keluarga saya. Namun Zauji mengatakan, pelunasan utang menjadi tanggung jawab suami pula terlebih utang tersebut merupakan utang cicilan ke bank.

Karena sangat berniat untuk menjauh dari riba, kami berdoa untuk diberi kemudahan melunasi cicilan. Biidznillah, entah bagaimana caranya meski awal menikah saldo kami nyaris nol, tiga bulan kemudian kami berdua bisa melunasi sisa cicilan yang nominalnya lebih dari Rp. 50 juta. Belum lagi utang ke perorangan yang jumlahnya hampir mencapai Rp. 50 juta yang kami lunasi setahun kemudian. 

Alhamdulillah, hidup terasa lebih mudah karena tak ada lagi beban untuk membayar angsuran. Terlebih di saat pandemi, saat sektor perekonomian terguncang, kami bisa bertahan bahkan saat Zauji dan Ibunda operasi dan bolak balik masuk RS dalam waktu bersamaan.

Sedekah Terbaik untuk Keluarga

Sebagai generasi sandwich, kami menyadari tugas kamilah untuk menanggung kebutuhan Ibunda dan Ibunda Zauji sebagai bentuk birrul walidain (berbakti kepada orang tua). Apapun keinginan Ibunda dan Ibunda Zauji tak pernah kami tolak atau batasi. Di masa tua keduanya, inilah waktu bagi kami untuk 'memanjakan' dan memenuhi apapun yang diinginkan, baik untuk keperluan harian ataupun sekedar bersenang-senang.

Tak hanya itu, Zauji juga tak membatasi atau menghilangkan kebiasaan kami sebelum menikah seperti berbagi dengan kerabat yang membutuhkan. Bagi kami, rizki dan pencapaian yang kami dapatkan semua berkat doa dari orang tua dan keluarga.

Beli Sesuatu Sesuai Kebutuhan

Di awal pernikahan, kami berdua masih bepergian dengan ‘si dukun’, motor Yamaha Vega R keluaran tahun 2008 yang dibeli seken di tahun 2012. Rangka motor yang penuh tambalan lakban, speedometer yang sudah tak berfungsi, jok dan shock breaker yang tak lagi terasa empuk. 'Si dukun' menemani kami tak hanya seputar Bandung Raya tapi juga hingga Tangerang, Bogor, Sukabumi, Purwakarta, Cianjur, Subang dan Garut.
si dukun vega R
Banyak yang bertanya mengapa saya dan Zauji pergi kemana-mana hanya dengan sepeda motor saja, termasuk keluar kota yang jaraknya lumayan jauh dari Kota Bandung.

Sementara ini kebutuhan memiliki mobil tak menjadi urgent. Hingga saat ini kami belum punya rumah sendiri dan masih bolak balik antara rumah Ibunda dan Ibunda Zauji yang keduanya tak memiliki garasi mobil. 

Terlebih dengan kondisi mata Zauji pasca operasi ablasio retina, tentunya Zauji sudah tak bisa lagi mengendarai mobil dengan aman. Ojol atau menyewa mobil menjadi pilihan saat kami memerlukan mobil untuk bepergian.

Awal tahun 2021, setelah uang terkumpul kami mengganti 'si dukun' dengan motor matic 110 cc seken agar saya bisa mengendarai motor sendiri bila Zauji tak bisa mengantar saya. Mengapa bukan motor dengan cc yang lebih besar dan lebih keren? Jawabannya adalah karena tinggi badan saya yang semampai, dengan motor BEAT saja kaki saya masih jinjit apalagi motor yang lebih besar dan tinggi😉

Barang Seken

Selain motor matic, kami juga sering membeli barang seken untuk kami pakai terlebih Zauji sudah lama bermain di OLX (bahkan sejak era Kaskus dan Toko Bagus). Surprisingly, kami sering mendapatkan barang murah dengan kualitas bagusnya tak kalah dengan barang baru. Berselancar di OLX menjadi bagian dari cara hidup hemat agar bisa menabung.

Tengok saja, HP Infinix seken yang Zauji pakai masih memiliki masa garansi tersisa 11 bulan karena pemilik lama terpaksa menjual HP barunya karena terdesak kebutuhan. Netbook Celeron Zauji pun didapat dengan harga Rp. 800 ribu saja (dengan kondisi minimalis tentunya).

Saya pun akhirnya mendapatkan printer + scanner HP Deskjet Advantage 2677 hanya dengan harga Rp. 100 ribu saja dengan kondisi 90% normal (hanya roller nya saja yang terkadang harus didorong agar kertas bisa meluncur keluar).
printer HP

Gunakan Promo atau Diskon

Promo atau diskon tentunya menarik bagi siapapun termasuk saya. Untuk belanja bulanan, saya memilih berbelanja di Toserba BORMA yang mematok harga relatif lebih murah dibanding toko lain. Sebut saja, susu pasteurisasi merek ULTRA yang biasa dibanderol Rp. 21 ribu, kami bisa dapatkan dengan harga Rp. 18 ribu saja. Lumayan, bukan?
belanja hemat
Saya juga tidak terpatok pada merek tertentu untuk semua keperluan rutin (sabun, odol, pembersih lantai, minyak goreng, kecap dll). Produk terbaik dengan harga promo atau diskon menjadi pilihan pertama. 

Kami terkadang menemukan toko yang menjual barangnya di bawah harga normal. Seperti sebuah jaket bahan parasut dan gamis manset yang saya beli dengan harga Rp. 50 ribu saja. Berhubung saya tidak brand minded, saya tak masalah membeli baju, tas, sepatu yang tak bermerek.
jaket murah
Ini salah contoh outfit yang saya kenakan ke kantor (baru ya bukan thrifting atau pre-loved) : Gamis tanpa lengan sejenis jersey premium 40K, blazer katun rami 20K, celana inner 30K, kerudung motif segiempat 12,5, ciput 8K, manset lengan 8K, bros 5K, kaos kaki SOKA 10K, dan sepatu bahan karet saya beli di pasar 35K.
baju murah
Bagaimana dengan hasil akhir dari hidup hemat ini? Bagi kami tabungan bukan untuk disimpan selamanya sekedar menumpuk harta tanpa ada tujuan. Saat ini kami menabung untuk melunasi pembiayaan haji untuk estimasi keberangkatan di tahun 2027. Pun dengan keperluan pengobatan Ibunda dan Zauji yang masih berjalan.

Meski kami banyak berhemat, bukan berarti kami tidak menikmati apa yang telah kami raih. Sampai saat ini, Zauji tak pernah melarang saya membeli apapun yang saya mau dan saya suka seperti baju, perhiasan, dan lainnya. Minimal setiap Sabtu dan Minggu kami menjajal kuliner baru. Kami bahkan masih sering healing berdua baik jarak dekat seperti Cianjur dan Pangandaran atau jarak jauh seperti Yogyakarta dan Palembang.

Sepakat menerapkan cara hidup hemat agar bisa menabung bukan berarti menahan diri dari segala hal karena memanfaatkan uang untuk kebaikan sejatinya menjadi bagian dari bentuk syukur kepada Allah SWT atas rizki yang berikan-Nya. Hanya saja, pilah dan pilih mana kebutuhan primer/kebutuhan mendesak/kebutuhan tambahan. Selamat berhemat dan menabung😍

Related Posts

14 comments

  1. Bener mba berhemat memang penting tapi memberi kebahagian diri juga penting. Alhamdulillah ya mba bisa menyisihkan untuk biaya haji.

    ReplyDelete
  2. Kesepakatan keuangan menikah ini penting banget sih, punya hutang atau tidak harus jujur biar tidak ada salah paham dan perencanaan keuangan saat menikah jadi jelas arahnya. Mateng banget mbak konsep perencanaannya Alhamdulillah suami juga support bgt ya dalam keuangan ini.

    ReplyDelete
  3. setuju sekali dengan artikelnya mbak, apalagi jaman semakin tidak menentu, sepertinya segala sesuatunya menjadi mahal sekarang, perlu strategi yang jitu untuk mengatur keuangan agar tidak boncos.

    ReplyDelete
  4. Berkah dunia akhirat mbak...sangat menginspirasi. Tidak perlu mewah untuk bahagia. Semoga selalu sehat ya mbak.

    ReplyDelete
  5. Sepakat Kak, saya pun juga melakukan hal yang sama, selama masih bisa dipakai buat apa beli yang baur, lebih baik uangnya dialokasikan untuk keperluan lain yang lebih mendesak
    Manajemen keuangan rumah tangga penting untuk dilakukan apalagi perekonomian sedang kurang baik

    ReplyDelete
  6. Beberapa kali frase "Frugal living" lewat di TL sosmed ku. Ternyata dalem banget ya maknanya.
    btw, aku sudah mulai menerapkannya lo (secara tak langsung). Aku sudah jarang jajan kopi yang harganya lumayan (di atas 20K) itu. Terus sering mantengin sophe* live yang super murah itu. Beli baju juga kalau gak kepepet gak beli. Cuman satu yang belum bisa: kalau di ace hardware atau informa, adaaaaa aja yang nyantol ke kasir

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sambil membayangkan barang yang dibeli di Ace Hardware atau Informa itu akan disimpan di sebelah mana dan matching dengan furniture yang mana...hahaha...susah nahan godaannya ya

      Delete
    2. pak serius nonton sope live? wkwkwk keren pak taura ini

      Delete
  7. Masya Allah.. Barakallahu I sangat menginspirasi. s
    Semoga Cita2nya terwujud ya mbak. Melunasi biaya Haji dengan lancar, insya Allah Haknya Allah akan ada jalannya. Memang tabungan harus diusahakan. Saya baru menyadari pentingnya tabungan saat anak2 mulai membutuhkan biaya pendidikan. Duh duh biaya pendidikan, post lain dari tabungan yang harus diusahakan sejak anak batu direncanakan.

    ReplyDelete
  8. Kalau bahasa kerennya sekarang frugal living ya Mba..
    Tpi beneran lebih greget dan nikmat rasanya klo pengen sesuatu digabung dikit2 dlu, jdi lebih mindfull dan merawat apa yg dibeli saat udah kebeli barangnya.

    ReplyDelete
  9. Saat bisa menabung, jadinya bisa healing dan pastinya punya simpanan, Kan. Memang urusan hutang harus diselesaikan dulu biar bisa menabung, kalau ga, abis buat bayar hutang yang ga beres-beres

    ReplyDelete
  10. Setuju sama kalimat hemat tapi masih menikmati. Kalau aku belajar untuk memisah pemasukan, dari pekerjaan dan blog. Biasanya kalau lagi butuh healing atau pergi main sama temen-temen ya ambil dari uang blog gitu.

    Semoga lancar ya mba rencana untuk hajinya.

    ReplyDelete
  11. mbaaaa keren banget deh kompak dan satu tujuan ama suaminya, apalagi sebelum menikah sudah membuat kesepakatan keuangan.
    aku jadi lebih melek lagi nih mba, menginspirasi banget, semoga kalian selalu dimudahkan ya mba

    ReplyDelete
  12. MasyaAllah kok damai banget aku bacanya. Enak kalo pasangan pengertian, punya prinsip yang sama kayak kita dan bisa saling melengkapi ya mbak. Semoga dengan berhemat ini Allah memberikan keberkahan rezeki buat kita semua. Sehat selalu mbak menong dan keluarga...

    ReplyDelete

Post a Comment