Penyakit Zoonosis di Indonesia Bagian 2

13 comments
penyakit zoonosis di Indonesia

Menjelang akhir tahun, kamu kedatangan tamu dari Direktorat Kesehatan Veteriner, Kementerian Pertanian. Tim ini akan memperkenalkan penyakit Zoonosis di Indonesia termasuk satu materi yang membuat saya tertarik yaitu mengenai rabies. 

Waktu kecil, saya pernah menyaksikan salah seorang tetangga yang digigit anjing. Meski pada akhirnya beliau sehat kembali tanpa ada gejala terpapar rabies, saat itu kami mewaspadai penyakit akibat gigitan anjing ini.

Belum lagi beberapa waktu lalu berseliweran tayangan video yang menunjukan kondisi seorang anak pasca digigit anjing. Dari gejalanya yang menolak saat diberi air, dapat dipastikan lebih dari 90% tidak dapat diselamatkan. Menyedihkan memang namun edukasi rabies sebagai bagian dari penyakit zoonosis belum dipahami banyak orang.

Alhamdulillah materi yang diberikan narasumber benar-benar membuka wawasan kami mengenai zoonosis. Selain Covid-19 dan rabies, ternyata masih banyak penyakit zoonosis lainnya. Apa saja, ya?

Avian Influenza/flu burung

Flu burung dikenal masyarakat Indonesia di akhir tahun 2003 saat banyak sekali unggas (ayam dan burung) mati mendadak. Di Indonesia, avian influenza ditemukan pada akhir tahun 2003. Kasus terakhir dilaporkan pada tahun 2017.

Virus flu burung menyebar melalui air liur, lendir, dan kotoran unggas dan ditularkan ke manusia melalui mata, hidung atau mulut seseorang, atau terhirup. Gejala klinis pada manusia dapat berupa demam, batuk, sakit tenggorokan, nyeri otot, sakit kepal, hidung berair atau tersumbat dan mengalami gagal nafas, pneumonia, hingga kerusakan organ-organ tubuh.
flu burung


Pencegahan flu burung dapat dilakukan dengan melakukan vaksinasi pada unggas (burung atau ayam) dan mencegah penularan flu burung ke manusia dengan menjaga kebersihan saat memelihara unggas termasuk membeli daging unggas di pasar yang kebersihannya terjaga dengan baik.

Narasumber juga memaparkan untuk memasak daging ayam dan telur dengan suhu mencapai > 70C. Berhubung saya senang sekali telur setengah matang, mustinya saya mulai menghindari hobi saya ini.

Anthrax

Teman Menong pasti mengingat kasus Antraks di daerah Kulon Progo yang saat itu menggemparkan. Kasus ini bermula dari masyarakat yang mengkonsumsi daging sapi mati yang telah dikubur. Setelah ditelusur ada sekitar 125 orang yang diambil sampel darah karena mengkonsumsi dan kontak dengan sapi yang telah terpapar antraks.

Antraks disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis dan radang limpa (jawa) datau ceunang hideung (sunda). Hewan berdarah panas (sapi, domba, kuda, babi) termasuk manusia rentan terhadap antraks.

Umumnya hewan terpapar antraks karena terinfeksi dari spora bakteri antraks yang ada di dalam tanah atau pakan. Manusia sendiri dapat ditulari dari kontak langsung kulit lecet atau luka dengan spora antraks di tanah atau hewan yang mengandung bakteri antraks. Atau menghirup udara yang terpapar spora antraks. Petani, penyabit rumput, peternak, penyembelih hewan dan tenaga kesehatan hewan rentan terhadap penyebaran ini. 

Inilah mengapa area yang pernah terjangkit antraks atau lokasi tempat menguburkan hewan antraks harus ditandai agar tidak ada orang yang membuka lahan tersebut. Bakteri antraks dapat bertahan di dalam tanah hingga 200 tahun. Inilah yang membuat antraks sangat berbahaya bagi hewan dan manusia.

Antraks juga menyebar melalui produk daging ternak yang sakit antraks atau produk/bahan hasil ternak seperti dendeng, kerupuk kulit dan lainnya yang dikonsumsi manusia.
penyebaran antraks

Leptospirosis 

Penyakit leptospirosis disebabkan oleh urine tikus dan mulai saya kenal di awal tahun 2000-an saat terjadi banjir besar di kawasan Jakarta. Kejadian leptospirosis akan mengalami lonjakan dengan adanya bencana banjir karena aliran air yang tercemar urine tikus yang terinfeksi bakteri Leptospirosis.

Secara global kasus leptospirosis di estimasi sebanyak 1 juta kasus, dengan kematian 60.000 orang. Di Indonesia, kejadian leptospirosis hampir terjadi di semua provinsi terutama sebagian besar provinsi di Pulau Jawa dan Sumatera, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat.

Leptospirosis memberikan gejala pada manusia berupa demam akut, pendarahan urine, hingga gagal ginjal dan kematian.


Brucellosis 

Saya baru mendengar istilah penyakit yang disebabkan bakteri brucella ini. Brucellosis merupakan penyakit yang ditularkan melalui saluran pencernaan, saluran kelamin dan mukosa atau kulit yang luka. Pada umumnya, penularan pada manusia terjadi lewat konsumsi susu yang belum matang atau kontak dengan sekresi hewan yang terinfeksi. 

Hewan perantara penyakit ini adalah sapi dan kambing dan disebabkan sanitasi yang kurang baik. Dan (lagi-lagi), kami diingatkan untuk menghindari konsumsi susu mentah dan daging yang belum matang.

Brucellosis pada hewan dan manusia akan menyebabkan terjadinya abortus atau keguguran janin. 

Edukasi mengenai penyakit zoonosis di Indonesia sangat diperlukan agar tak ada lagi korban anak-anak atau dewasa yang menderita pasca digigit anjing atau warga yang tak paham nekad memakan daging yang ternyata terkena antraks. 

Related Posts

13 comments

  1. Dari beberapa penyakit zoonosis yang dipaparkan di atas, menurut saya yang kurang familiar Brucellosis. Sekarang harus lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi daging dan susu. Harus sampai matang dulu baru disantap.

    ReplyDelete
  2. Ternyata hewan peliharaan bisa menularkan penyakit zoonosis. Wah, harus lebih hati-hati dan harus benar-benar dijaga kebersihan dan kesehatannya. Terima kasih sharing nya mbak.

    ReplyDelete
  3. Leptospirosis ini yang mengkhawatirkan, karena tanpa disadari bisa terjadi di sekitar kita. Pernah diceritain teman saya yang bapak temannya meninggal mendadak setelah bersih-bersih lemari lama. Dugaannya mengarah ke leptospirosis. Mungkin saat itu ada tangannya yang tergores apa gimana dan ga sengaja terkena kontaminasi kotoran pipis tikus. Wallaahu a'lam

    ReplyDelete
  4. Ya Allah nggak bisa disepelekan ya hal kayak gini.. fatal juga akibatnya

    ReplyDelete
  5. Baru mendengar yang terakhir saja. Selebihnya tau karena kasusnya yang menghebohkan. Namanya juga virus, ya, menyebarnya cepat banget. Selain selalu menjaga kebersihan, kita pun harus berdoa agar dijauhkan dari segala marabahaya.

    ReplyDelete
  6. Ini baru tahu banget kalau Bakteri antraks dapat bertahan di dalam tanah hingga 200 tahun. Wah kudu betul-betul diingat dan ditandai nih kalau mengubur hewan yang kena antraks.

    ReplyDelete
  7. Banyak juga penyakit zoonosis ini ya. Penting banget untuk kita mengkonsumsi susu atau daging yang dimasak benar-benar matang ya agar menghindari tercemarnya virus melalui makanan.

    ReplyDelete
  8. Kayaknya kalau di Indo lebih mengkhawatirkan yang flu burung bukan sih? Terutama daerahku sendiri. Karena pemeliharaan unggas yang menjadi sumber penghasilan. Terkadang melihat kandangnya yang dibebasin gitu, tanpa perawatan, kadang bikin was-was.
    Smoga aja peternak di daerahku di edukasi ttg penyakit zoonosis ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. ada 6 prioritas zoonosis...ada di postingan pertama dan kedua

      Delete
  9. Ternyata akibatnya bisa fatal ya, harus bisa bener2 ngejaga biar bisa dihindari dari penyakit ini ya Kak

    ReplyDelete
  10. Masyaa Allah ngeri juga ya bahkan bisa tertular dari makanan yang sudah di olah hiks... apa aku harus vegetarian aja? hihi tapi memang ngeri banget, terimakasih ilmunya kak

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalau murni vegetarian, ada nutrisi mikro yang hanya bisa didapat dari hewani

      Delete
  11. baru tau banyak banget penyakit menular dari hewan. Intinya harus jaga kebersihan dan makan makanan yang sehat/matang

    ReplyDelete

Post a Comment