Day 10
Panjang umur, sehat dan tetap terlihat muda. Mungkin itulah yang dicita-citakan kaum hawa sehingga semua berlomba-lomba untuk menerapkan berbagai cara hidup sehat dan awet muda. Meski seiring usia, badan saya makin ber’flower’ namun ada beberapa pola yang tetap saya lakoni hingga kini.
![]() |
Sehat dan Awet Muda |
Kurangi Gula
Saya memiliki turunan diabetes
dari pihak Ayahanda dan gula darah saya sempat naik beberapa tahun lalu. Meski
Ayahanda dan Ibunda keduanya sehat dan tak mengidap diabetes, sudah belasan
tahun saya mengurangi gula dalam makanan atau minuman yang saya konsumsi. Tetap
makan secara normal dan banyak jajan, saya sudah terbiasa tak menambahkan gula
dan jus atau jarang sekali membeli minuman instan. Selain itu, air putih tetap
menjadi pilihan kami. Saya dan Zauji sendiri tidak pernah menyengaja membeli
minuman instan, bahkan yang kami dapat dari bingkisan pun lebih sering
diberikan kepada orang lain dibanding kami konsumsi sendiri.
Lantas apakah jadi terasa aneh?
Semua serba plain. Alhamdulillah
lidah saya sudah familiar dengan rasa tanpa gula. Jus atau minuman apapun tak
pernah saya tambahi dengan gula putih kecuali rasa buah yang terlalu asam
seperti strawberry atau mangga. Bahkan lidah saya sedikit sensitif bila ada
makanan atau minuman yang terlalu manis atau menggunakan pemanis buatan seperti
sakarin (gula biang) atau aspartam. Hidung saya bahkan bisa membaui rasa manis
dalam secangkir teh.
Karena terbiasa, pada akhirnya
saya sedikit bisa menahan diri bila ada makanan manis termasuk cake dan coklat
yang tentunya jadi bertolak belakang dengan kegemaran saya sebagai chocolate
lover.
Demi kesehatan dan ‘bertoleransi’
dengan Zauji yang sudah harus menyetop gula sama sekali, hobi saya yang satu
ini jelas harus saya kurangi.
Alhamdulillah, hingga saat ini,
kadar gula kami berdua masih ada di ambang batas normal.
Kurangi Gorengan
Naah...ini habbit yang paling
susah untuk saya tinggalkan.
Gehu dan bala-bala adalah sarapan
terenak buat saya. Tahu goreng yang disajikan panas-panas plus kecap bisa jadi
makanan super mewah bagi saya.
Satu hari tanpa gorengan, tentunya
jadi tantangan besar buat saya.
Masih berusaha mengurangi makanan
favorit, gorengan yang hampir setiap hari tersaji di rumah atau dimana saja. Kini,
saya mulai membatasi membeli gorengan kecuali Ibunda Zauji yang menyediakan di
rumah.
Lantas bagaimana dengan berbagai
jenis makanan yang digoreng lainnya?
Well, sampai saat ini kami masih
mengkonsumsi jenis makanan yang digoreng. Tentunya akan sangat sulit untuk
berhenti total. Selain jumlah yang dibatasi, jangan lupa untuk selalu sertakan
buah dan sayuran dengan jumlah yang cukup.
Kurangi Nasi Putih
Sejak Zauji divonis menderita
diabetes, saya membatasi nasi putih sebagai sumber karbohidrat utama. Alhamdulillah
Zauji menuruti saran saya dan menggantinya dengan nasi merah. Meski harus
memasak dua jenis nasi yang berbeda, terlebih kami masih memasak dengan cara
tradisional mengggunakan dandang, cara ini cukup jitu untuk menurunkan kadar
gula Zauji.
Saya sendiri sudah makan nasi putih sebagai syarat lidah saya. Seperti orang Indonesia pada
umumnya, rasanya belum lengkap alias belum makan bila tidak makan nasi dulu.
Terkadang Ibunda protes dengan kebiasaan ini karena porsi makan saya semakin
lama semakin ‘mengecil’.
Karena terasa hambar, saya pun mensiasati
nasi merah dengan biji-bijian agar rasanya lebih enak. Nasi multigrain ini
dibuat dengan cara mencampurkan beras merah dengan multigrain pada saat proses
aron. Tak hanya sebagai nasi pokok, nasi multigrain dapat diolah menjadi nasi
goreng kesukaan Zauji tanpa mengubah rasa.
![]() |
Nasi goreng multigrain mix |
Baca juga yuks, klik di sini:
Usaha Kreatif dan Unik..Multigrain Mix...Ramah Diabetes dan Diet
Olah Raga
Saya bukan tipe orang yang senang
berolah raga tapi dulu selama kurang lebih 4 tahun saya rutin mengikuti kelas
yoga di sela-sela hari kerja saya. Kesenangan ini berakhir saat saya sering terkena
vertigo yang membuat saya tak leluasa untuk melakukan gerakan yoga. Kursus renang
pun terhenti karena beberapa gerakan juga justru memicu vertigo kambuh lagi. Saat
cuti studi dulu saya pun tergerak mengambil kelas gym yang bisa memilih berbagai
jenis olah raga yang berbeda seperti zumba, line dance, yoga, tergantung waktu luang. Dan nasib kelas ini pun
sama dengan kelas-kelas saya sebelumnya.
![]() |
Mengukur Jarak Jalan Kaki dengan Amazfit Smartwatch |
Tiga tahun terakhir, akhirnya saya memilih olah raga murah meriah dan super simpel yaitu jalan kaki. Sejak Zauji mengalami ablasio retina, olah raga berat atau rentan guncangan tak lagi diperkenankan sehingga jalan pagi menjadi pilihan kami.
Ini bukanlah pilihan yang buruk karena aktivitas pagi ini bisa kami nikmati berdua sambil mengobrol dan belanja (selalu, yaaa)
Berpikir Positif
Mungkin ada satu hal yang sulit dihilangkan dari pikiran saya.
Saya selalu merasa gemuk.
Yup...perasaan itu ada sejak belasan kilo gram yang lalu.
Body positivity, belajar mencintai dan mensyukuri tubuh kita sendiri. Banyak orang yang mengataan seorang istri harus selalu menjaga penampilannya, Alhamdulillah Zauji tak banyak menuntut dan selalu mensyukuri rupa dan bentuk saya.
Body positivity bukan untuk penilaian orang lain namun untuk hati dan jiwa kita sendiri agar kita tetap sehat dan awet muda sebagai bentuk menysukuri nikmat yang telah Allah berikan kepada kita.
Klik di sini untuk mampir di ig JustMenong
#14DaysBlogspediaChallenge
Referensi dari berbagai sumber
Foto : Dokumentasi Justmenong dan @ambuherbal
No comments:
Post a Comment
Assalamualaikum, teman!
Silakan tulis komentarmu di sini.
Jangan lupa pergunakan bahasa yang baik yaaa
Assalamualaikum, friends!
Please write your comments here.
Use good language.