Budaya Lais, Fakta Unik Indonesia yang Jarang Diketahui

Post a Comment
Indonesia, negeri yang saya cintai ini menyimpan banyak fakta mengejutkan yang tak ada habisnya. Terdiri dari berbagai suku dan budaya di hampir 17.000 pulau, tentunya banyak budaya dan tradisi tersembunyi yang masih kukuh dipertahankan atau bahkan punah tergerus jaman. Dan inilah yang terjadi pada budaya Lais, salah satu budaya dan atraksi Sunda yang jarang dibicarakan.

Meski tak kehilangan jati diri sebagai orang Sunda yang berdarah campuran Jawa, ada beberapa budaya Sunda yang hingga kini tak pernah saya ketahui hingga saya merantau belasan tahun di kota lain atau saat berkesempatan bertugas ke daerah lain.

Garut

Bulan ini saya mendapat tugas ke sebuah kota tak jauh dari Bandung, Garut, juga dikenal sebagai kota dodol. Garut memiliki banyak sekali kulliner khas seperti dorokdok (kerupuk kulit), burayot (kue dari tepung beras dan gula merah), dan es goyobod (es campur ala Garut). Garut memiliki sentra domba garut yang memiliki genetik asli Indonesia dengan banyak keunggulan yang diakui dunia. Garut juga kaya kerajinan tangan seperti batik dan perkakas dari bambu.


Kerajinan tangan
Kerajinan Tangan


Dari sekian banyak keunikan kota Garut, ada satu hal yang membuat saya terpukau yaitu Lais. Dituturkan salah satu teman saya yang memang asli urang Garut, saya baru mengetahui ternyata Jawa Barat memiliki atraksi akrobatik yang tak semua orang tahu, bahkan orang Sunda sekalipun.

Lais

Lais merupakan atraksi akrobatik yang telah diakui sebagai Warisan Benda Tak Benda (WBTB) Indonesia pada tahun 2016. Lais sudah ada sejak tahun 1925 dan berasal dari nama seorang pemanjat pohon kelapa, Laisan, yang sering menampilkan atraksi menarik saat memetik buah kelapa. 

Berbeda dengan pemetik yang lain, Laisan cukup bergelantung di pelepah pohon dan seketika berpindah tanpa harus memanjat ulang tanpa harus memanjat ulang setiap kali akan memetik kelapa di pohon yang berbeda. 
  
Waiiiit.....tidak semua tahu bukan??
Atraksi khas Garut ini dilakukan oleh seorang pemain profesional yang bermain di atas tali yang dihubungkan di antara kedua batang bambu dengan ketinggian 12 – 13 meter yang jarak keduanya sekitar 6 meter. Agar kuat dan stabil, bambu yang digunakan ditanam tegak dalam tanah sedalam 6 meter.

Dan bagaimana ya cara menaiki bambu setinggi itu?
Well, pemain cukup mahir menaiki tiang bambu untuk mencapai tali di puncaknya.
 
Woooow....seru dan menegangkan bukan?
Pemain dapat melakukan atraksi berayun, berjalan, tiduran, bergelantung dengan kaki atau melakukan atraksi lain seperti membelah kelapa dengan golok. Tak ada alat pengaman apapun yang tentunya membuat jantung penonton semakin berdebar sekaligus berdecak kagum.

Sumber : https://www.goodnewsfromindonesia.id/2021/11/25/mengenal-lais-seni-akrobatik-tradisional-warisan-budaya-leluhur-garut

Bagian dari budaya Lais, atraksi ini diiringi tabuhan reog dan pencak silat. Pengiring lais biasanya terdiri dari 4 orang pemegang dogdog, seorang pemain terompet dan pemain yang bertugas untuk menghibur penonton dengan lawakannya.

Aksi Ketangkasan

Meski terlihat menegangkan, jangan lupa ya, atraksi ini hanya dilakukan profesional yang sudah berlatih dan berpengalaman. Keseimbangan, ketangkasan dan koordinasi motorik yang baik sangat diperlukan agar dapat bertahan dan aman di atas tali.

Pertunjukan sekitar 45 menit ini sering dipertontonkan sebagai hiburan baik dalam acara khitanan, pernikahan dan lainnya. Sayangnya, karena masih di masa pandemi, saya masih belum bisa menonton budaya Lais secara langsung karena demi menjalankan protokol kesehatan, kegiatan berkerumun dilarang untuk mencegah penularan Covid 19.

Related Posts

Post a Comment