Toko Perlengkapan Alat Jahit di Bandung

Post a Comment
toko perlengkapan alat jahit


Sedari kecil, Ibunda sangat suka menjahit. Hobi ini kelak menjadi profesi yang Ibunda geluti hingga kini. Tak hanya menjahit baju, Ibunda juga merintis toko perlengkapan alat jahit yang masih beliau tekuni hingga kini.

Konon beliau telah mahir menjahit baju sejak masih duduk di bangku sekolah dasar. Baju yang terbuat dari kain gorden menjadi karya pertama beliau. Kakek dan Nenek sendiri mendukung minat dan bakat Ibunda dengan menyekolahkan putrinya ke sekolah khusus yaitu Sekolah Kesejahteraan Keluarga Pertama (SKKP) setara SMP dan Sekolah Kesejahteraan Keluarga Atas (SKKA) setara SMA atau kini setara dengan SMK. Jurusan yang dipilih Ibunda tentu saja jurusan Tata Laksana Pakaian.

Tambahan ilmu secara formal membuat Ibunda mulai memberanikan diri membuka jasa jahit baju. Usaha inilah yang terus ditekuni Ibunda hingga kemudian berumah tangga. Profesi yang Ibunda lakoni hingga kini.

Menjahit menjadi tumpuan Ibunda untuk menghidupi kami dan menyekolahkan anak-anaknya hingga jenjang sarjana. 

Menong Modeste

Menong Modeste adalah nama usaha jahit Ibunda. Nama ini berasal dari nama putri pertama beliau yaitu saya. Usaha yang dijalankan di rumah ini lumayan mendapatkan pelanggan khususnya di bulan Ramadhan. 

Tak lengkap rasanya berlebaran tanpa baju baru. Dahulu, tentunya menjahitkan baju lebaran secara khusus di penjahit menjadi hal yang lumrah. Di saat-saat inilah, Ibunda ‘marema’ atau ‘ramai pelanggan’.

Berawal dari menerima jahitan, Ibunda mengembangkan usaha ini dengan mengembangkan warung alat jahit lengkap yang dulu masih sulit didapati.

Toko alat jahit, tepatnya warung karena luasnya yang tak seberapa, sudah dirintis sejak puluhan tahun yang lalu saat kami masih kecil.

Warung jahit ini bertempat di garasi rumah Embah yang kebetulan tidak dipakai karena memang tidak memiliki kendaraan. Bertahan dari tahun 80-an hingga kini, jujur saja saya salut dengan pengelolaan warung jahit yang masih terhitung sebagai manajemen tradisional saja.

Namun begitu, seiring waktu, Ibunda melengkapi warung ini dengan obras, neci, jasa membuat lubang kancing, membuat kancing bungkus, furing, aneka alat jahit seperti benang, restleting, kancing dan lainnya tersedia di warung kecil Ibunda.

Meski beberapa kali berpindah tempat, dunia menjahit seakan lekat dengan kehidupan Ibunda. Kini banyak orang memanggil Ibunda dengan sebutan Bu Obras. 

Untuk memastikan ketersediaan alat jahit, Ibunda sering mengajak saya dan adik untuk berbelanja di toko perlengkapan jahit di Bandung.

Toko perlengkapan jahit ini banyak tersedia di daerah alun-alun Bandung, tepatnya kawasan Jalan Otto Iskandardinata dan Jalan Cibadak. Sebagian besar, toko perlengkapan alat jahit ini masih eksis.

Saat kecil dulu, momen mengantar Ibunda berbelanja menjadi momen menyenangkan karena biasanya Ibunda juga akan mengajak kami untuk jajan seperti menikmati mie kocok terkenal di Jalan Cibadak. Biasanya kami memilih pagi hari agar jalanan dan suasana tidak padat. Sebagian besar toko buka dari Senin hingga Sabtu kecuali toko furing yang libur setiap Sabtu dan Minggu. Toko buka sekitar jam 10 pagi dan tutup jam 5 sore.

Toko apa saja yang menjadi langganan Ibunda. Yuks, kita simak!

Toko Perlengkapan Alat Jahit

Toko Tokyo

Toko ini terletak di Jl. Otto Iskandar Dinata No.212, Karanganyar, Kec. Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat 40241. Letaknya tak jauh dari perempatan Jalan Dalem Kaum. Toko Tokyo berukuran kecil sehingga bagi teman Menong bisa saja tak menyadari keberadaan toko ini.

Ibunda biasa membeli benang dan restleting di toko ini. Teman Menong cukup menyebutkan barang apa saja yang akan dibeli kepada para pelayan yang berjejer rapi di belakang etalase. Setelah selesai, bagian kasir akan mengecek kembali setiap pesanan.


Toko 1001

Toko 1001 terletak di Jl. Cibadak No.17, Karanganyar, Kec. Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat 40241.  

Toko Suryamas

Toko ini berada di Jl. Cibadak No.33, Karanganyar, Kec. Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat 40241. Toko ini berada tak jauh dari penjual mie kocok langganan Ibunda, tempat kami rehat setelah rehat berbelanja.


Di usianya yang menginjak 73 tahun di tahun ini, Ibunda masih mengelola warung kecil kami untuk mengisi waktu luang. Keinginan beliau agar anak-anaknya mau meneruskan usaha beliau tak berbalas manis karena kedua putrinya menempuh pekerjaan berbeda. Meski begitu, sedikit demi sedikit, saya dan Zauji merapikan warung alat jahit dengan sentuhan kekinian untuk memudahkan Ibunda melayani pembeli.

Saya dan Zauji juga mulai mempelajari kembali nama dan harga barang di warung. Salah satu keinginan saya mengabadikan setiap momen dalam bentuk catatan atau video termasuk membuatkan salah satu media sosial @tokoalatjahit , sebuah cerita sentimentil demi mengenang hampir setengah abad Ibunda berkarya di dunia per-jahit-an. Sayangnya media sosial itu masih tak sempat saya kelola dengan rutin. 

Kini, saya dan Zauji bergantian mengantar Ibunda berbelanja di toko perlengkapan alat jahit di Bandung. Suatu waktu, saat membereskan tumpukan kancing, tiba-tiba saya menangis karena suatu saat nanti bisa jadi warung ini menjadi kenangan kami bila Ibunda tiada.

Related Posts

Post a Comment