WSDK, Bela Diri Praktis untuk Perempuan

18 comments
Women Self Defense of Kushin Ryu

Lagi dan lagi, berita kasus kekerasan terhadap perempuan yang menimpa selebritis Lesti Kejora mengiris nurani kita. Sungguh miris dan prihatin mengingat kasus ini terjadi di ranah domestik dimana perempuan mustinya terlindungi. Sebagai orang yang pernah merasakan merantau dan jauh dari keluarga, saya memang parno terhadap berita sensitif seperti ini. Inilah yang membawa saya berkenalan dengan WSDK, bela diri praktis untuk perempuan beberapa tahun yang lalu.

Kekerasan Berbasis Gender 

Kekerasan terhadap perempuan memang bisa terjadi dimana saja dengan pelaku kekerasan bahkan ada di lingkungan terdekat yaitu suami/pacar/teman/orang tua/keluarga atau bahkan tetangga/majikan/rekan kerja. 

Meski kini telah banyak korban yang berani melaporkan kasus yang menimpanya kepada pihak yang berwenang namun kasus kekerasan terhadap perempuan bak gunung es yang tak terlihat. Banyak kasus yang tidak muncul ke permukaan atau bahkan kasus yang telah muncul tapi tidak terselesaikan. Bagi korban KDRT, perempuan seringkali merasa kesulitan untuk melepaskan diri karena berbagai faktor seperti anak atau ketergantungan secara finansial. 
Kekerasan terhadap perempuan
Kekerasan terhadap perempuan (Sumber : Canva)

Tak hanya dalam lingkup rumah tangga, banyak anak perempuan yang tak sadar mengalami dating violence. Disadur dari situs Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemenpppa), dating violence atau kekerasan dalam pacaran merupakan tindakan kekerasan terhadap pasangan yang belum terikat dalam pernikahan. 

Bentuk Kekerasan Terhadap Perempuan

Apa saja sih bentuk kekerasan terhadap perempuan itu?
  • Kekerasan fisik (memukul, menampar, menendang, mendorong, mencekik dan tindakan fisik lainnya)
  • Psikis/emosional (mengancam, menghina, memanggil dengan sebutan yang mempermalukan, menjelek-jelekan, ancaman/tindakan menyebarkan materi bermuatan seksual milik pasangan dan lainnya)
  • Ekonomi (memanfaatkan pasangan untuk menghidupi keperluan hidup atau menguras harta pasangan)
  • Seksual (memeluk, mencium, meraba hingga pemaksaan hubungan seksual di bawah ancaman)
  • Pembatasan aktivitas (terlalu posesif, sering curiga, melarang pasangan bergaul dengan orang lain, mengatur apa yang harus dilakukan pasangan dengan amarah dan ancaman)

Tentunya teman Menong pernah terpikir mengapa rantai kekerasan terhadap perempuan sangat sulit diputus?

Budaya patriaki (sistem sosial yang menempatkan laki-laki berada dalam posisi yang lebih tinggi dan penting dari perempuan) dan keyakinan bahwa perempuan itu lemah menjadi dasar maraknya kekerasan terhadap perenpuan. Banyak loh perempuan yang menganggap dirinya lemah sehingga ‘pasrah dan nrimo’ diperlakukan apapun oleh kaum laki-laki. Bahkan saya sendiri pun terkadang masih berpikir seperti ini sampai akhirnya saya tergerak untuk belajar bela diri praktis untuk perempuan.

Tingkat pendidikan yang rendah memberikan poin sulitnya mengurangi kekerasan terhadap perempuan karena berkaitan erat dengan pola pikir baik laki-laki atau perempuan. Meski dalam beberapa kasus, pelaku dan korban justru keduanya memiliki latar pendidikan tinggi. 

Padahal kekerasan terhadap perempuan ini berdampak berkurangnya rasa percaya diri, gangguan kesehatan fisik dan mental, ekonomi, dan tentunya secara tidak langsung memberikan konstribusi negatif terhadap lingkungan sosial secara luas, ya. Namun masih banyak orang yang menganggap sepele dan abai terhadap isu ini.

Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Terhadap Perempuan 

Banyak hal yang dapat teman Menong lakukan untuk mencegah kekerasan terhadap perempuan.

Langkah utama tentunya menanamkan nilai-nilai agama pada setiap individu, keluarga dan lingkungan yang lebih luas seperti masyarakat.

Langkah berikutnya mengenali apa, jenis dan bentuk kekerasan terhadap perempuan. Banyak perempuan yang tidak menyadari dirinya mengalami kekerasan bahkan ada anggapan hal tersebut merupakan biasa atau bentuk kasih sayang dan kepedulian pelaku.

“Pasangan saya melarang saya bertemu keluarga atau teman karena dia sangat sayang dan tak ingin kehilangan saya”
“Pacar saya selalu bilang saya tak mencintainya bila saya tak mau melakukan keinginannya”

Atau normalisasi kekerasan terhadap perempuan :
"Tabok-tabokan, pukul-pukulan dalam rumah tangga itu wajar"
"Kasian anak..apa kata orang-orang kalau kalian bercerai..udah diem aja"

Bilapun kekerasan itu nampak jelas dan nyata seperti kekerasan fisik, banyak perempuan yang memilih tetap bertahan dalam hubungan atau pernikahan toksik atas pilihan dirinya atau dorongan sekitarnya.

Langkah selanjutnya melakukan penanganan kekerasan terhadap perempuan. 

Lalu apa yang bisa teman Menong lakukan bisa kekerasan terhadap perempuan terjadi di sekitar kita?

Beri dukungan dan perlindungan secara moril atau bantuan hukum dengan tindakan nyata atau “women supporting women” (men juga boleh ya!)

Bila kita cermati, khususnya di media sosial, tak jarang sesama perempuan pun malah menempatkan korban sebagai pihak yang bersalah atau mencelanya karena cara berpakaian atau perilaku tertentu.

"Udah, sabar aja..dia memang begitu, makanya kamu jangan mancing-mancing..kamu nya aja yang ngertiin dia"
"Makanya jadi perempuan jangan cerewet, harus bisa melayani suami, bla...bla...bla"

Padahal tanpa disalahkan pun, korban sudah merasa terpuruk. Stigma ‘lemah’ dan ‘korban kekerasan’ seakan melekat. Inilah yang membuat banyak korban memilih untuk tetap diam dan bersembunyi, tak berani ‘speak up’ dengan lantang. Dan hasilnya kekerasan terhadap perempuan bak lingkaran setan yang tak pernah berujung.

WSDK (Women Self Defense of Kopo Ryu)

Karena sering kali bepergian sendirian, akhirnya saya berinsiatif untuk belajar bela diri. Alhamdulillah saya dipertemukan dengan sebuah komunitas bela diri praktis perempuan yang mengembangkan teknik bela diri praktis agar perempuan dapat membela diri dalam situasi mengancam.
WSDK

Adalah WSDK (Women Self Defense Kopo Ryu) di bawah asuhan Sensei Eko Hendrawan yang mengajarkan saya teknik yang diadopsi dari karate dan Ju-Jitsu.

Jangan membayangkan gerakannya sulit dan harus dilalui dengan berdarah-darah ya, WSDK mengajarkan gerakan sederhana yang biasa perempuan lakukan seperti gerakan bercermin, berjalan, menggaruk punggung dan lainnya dengan menggunakan lipstick, payung, tas, pashmina, kartu ATM, kunci, tissue, botol mineral dan lainnya.
plastik alat beladiri WSDK

WSDK didirikan oleh H. Sofyan Hambally pada tahun 2006. Sebagai ‘newbie’ yang belum pernah belajar beladiri sebelumnya, gerakan WSDK mudah dipelajari. Teknik yang diperkenalkan diantaranya teknik mencubit yang benar, teknik menghindari tamparan, menyerang ketika dijambak, teknik menghadapi copet/jambret, teknik mengepalkan tangan agar lebih berkekuatan, dan teknik-teknik menghentikan tindakan pelecehan seksual.

Selain itu, peserta juga diajari bagian anatomi tubuh manusia, ‘Tubuhku Senjataku”, sehingga tahu bagian mana saja yang menjadi titik kuat dan titik lemah sehingga dapat digunakan sebagai senjata yang tersembunyi. 
gerakan beladiri khusus perempuan

beladiri WSDK
WSDK secara resmi telah tercatat sebagai badan hukum dan logo WSDK terdaftar di HAKI, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM. WSDK juga telah diakui secara nasional dan internasional. Bertempat di Kopo, Bandung, Jawa Barat, teman Menong bisa menelusuri rekam jejak peran WSDK di media cetak, elektronik dan TV untuk membangun komitmen dan kepedulian terhadap perempuan.

Saya dan WSDK

Saya mengenal WSDK pertama kali di tahun 2010 dalam sebuah acara bertajuk "Perempuan dan Kekerasan" di sebuah mall yang dihadiri seorang aktris ternama. Jujur saja, saya tertarik isu yang berhubungan dengan perempuan dan paparan WSDK menarik minat saya. Terlebih sudah lama saya ingin belajar bela diri untuk menjaga diri saya karena sering bepergian jauh seorang diri.

Berdua dengan seorang teman karib, saya memberikan diri untuk mendaftarkan diri mengikuti kelas privat WSDK. Selama beberapa minggu, kami berdua digembleng sekaligus mempelajari banyak hal seru didampingi dua  instruktur yang biasa kami panggil Sensei Eko Hendrawan dan Teh Lia Nurlianty. Keduanya adalah mantan atlet karate yang pernah menjuarai kejuaran internasional dan juga putra putri pendiri WSDK. 

gerakan beladiri khusus perempuan

Suasana nyaman dan menyenangkan jauh dari kesan bela diri itu menyeramkan. Keluarga Pak Eko dan Teh Lia sendiri begitu hangat menyambut kami.

Banyak ilmu baru yang saya pelajari, salah satunya kami diajarkan titik-titik tubuh yang menjadi kelemahan kaum pria. Meski ukuran badan saya dan Pak Eko berbeda jauh (ingat ya, 12 tahun lalu. saat masih belasan kilogram lebih ringan☺), saya sanggup membanting atau membuat beliau merintis kesakitan karena gerakan sederhana.

Tak ada peralatan khusus yang kami pakai, hanya dompet, tas, atau bahkan dengan tangan saja. Dan tentunya bukan sulap bukan magic tapi teknik bela diri praktis untuk perempuan ala WSDK yang luar biasa.

Bagi saya pribadi, WSDK memupuk pengembangan self motivation dan percaya diri bahwa perempuan itu tidak lemah dan memiliki kekuatan. Pembekalan menghadapi tindak kejahatan menjadi poin yang sangat penting. Selama ini perempuan lebih banyak menangis dan berdiam diri saat diperlakukan semena-mena. 

Meski begitu, mempelajari WSDK bukanlah otomatis menjadikan perempuan seorang jagoan, sekedar 'jedag jedug' banting-banting atau meremukan tulang lawan bahkan yang ukuran tubuh nya jauh lebih besar.

Teknik WSDK hanyalah alat bantu untuk meminimalisasi akibat tindak kekerasan dan setelah bisa melumpuhkan, lari dan mencari pertolongan lebih diutamakan ya!!!

Sebagai organisasi terdepan di bidang beladiri praktis untuk perempuan, WSDK menanamkan tidak ada seorang perempuanpun, untuk alasan apapun, berhak diperlakukan semena-mena oleh siapapun. 

'Lembut bukan berarti lemah, dalam kelembutan tersimpan kekuatan’


Teman Menong dapat mengikuti program beladiri praktis untuk perempuan ini baik private atau mengikuti kelas regular secara online atau berlatih langsung bersama pada instruktur di dojo. Selain di Bandung, WSDK juga telah hadir di beberapa kota dan secara online. Yuks cek medsos WSDK di instagram atau facebooknya. Seru yak? Hayu Let’s go!!!

Related Posts

18 comments

  1. Mantapp kak, memang pada masa sekarang ini penting banget bagi wanita untuk berlatih self defense 😊

    ReplyDelete
  2. Masyaallah, keren banget ini. Aku langsung pengin cari cabangnya di sini. Btw, ada nggak sih di luar Bandung? Atau harus online, Kak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau tidak salah ada di beberapa kota dan online juga..yuks cek ig nya

      Delete
  3. Keren bgt sih ini sampai belajar bela diri juga. Penting bgt di zaman skrng karena kekerasan terjadi dimana-mana. Jadi kita bisa aman meski pergi sendiri.

    ReplyDelete
  4. Ini keren, sih. Setidaknya bisa bikin para perempuan punya pegangan dan keberanian buat melawan. Otw cek IG nya, ah...

    ReplyDelete
  5. Setuju banget kalau perempuan harus bisa bela diri, agar ketika ada masalah bukan hanya dihadapi dengan air mata tapi juga dengan segenap kekuatan yang dimilikinya untuk bertahan dan melawan.
    Semoga semakin banyak WSDK di kota-kota lainnya selain Bandung

    ReplyDelete
  6. Sayangnya budaya patriaki masih saja berlaku di Turki, meskipun disini mayoritas islam, tapi negara Turki juga menjadi negara terbesar kasus KDRTnya cuma klo dilawan nggak akan kelar malah bisa jadi pertumpahan darah, sebaiknya memang yang waras ngalah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebetulnya bukan melawan untuk ngajak 'ngelut' ya mba, tapi menunjukan wanita itu tidak lemah dan tentunya wanita punya kekuatan. Ada ibu2 yang selalu dapat KDRT dari suami nya setelah belajar WSDK jadi bisa melindungi diri saat mau dipukuli suami

      Delete
  7. Memang benar perlu wanita belajar bela diri, supaya dapat melindungi dirinya sendiri ketika terjadi hal buruk apalagi saat ini kasus kekerasan pada perempuan semakin meningkat

    ReplyDelete
  8. Pentings ekali nih para women memiliki kemampuan bela diri, biar kalau ada apa-apa ga banyak ngomong, langsung sikat habis.

    ReplyDelete
  9. Wah, keren banget mbak menong sampe belajar beladiri. Aku jadi pengen belajar juga. Bener banget, perempuan memang semakin kesini kadang malah berada di posisi sulit ya. Semoga kita semua dilindungi dari hal-hal buruk ya mbak...

    ReplyDelete
  10. Setuju nie nilai yang fitanamkan oleh WSDK bahwa tidak ada seorang perempuanpun, untuk alasan apapun, berhak diperlakukan semena-mena oleh siapapun. Perempuan memang harus bisa membela diri.

    ReplyDelete
  11. Menarik mbak, terima kasih informasinya, penting nih untuk melindungi diri dari orang yang berniat jahat, cuzz meluncur cari info wsdk, ingin ikut juga

    ReplyDelete
  12. Wsdk punya gerakan sederhana tapi bisa bikin ngilu lawan. Menarik buat dipelajari

    ReplyDelete
  13. Miris memang kasus penganiayaan pada wanita makin meningkat. wSDK ini perlu sekali dipelajari oleh para wanita sebagai bentuk self defens...untuk meminimalisir cedera...

    ReplyDelete
  14. Keren mbak, jadi pengen belajar juga, angkat aku jadi muridmu hehehe. Bener banget sih perempuan harus mencintai dirinya sebelum orang lain.

    ReplyDelete
  15. Setuju banget kak... WSDK (Women Self Defense of Kopo Ryu) sangat penting dikuasai oleh para wanita, supaya kasus KDRT macam artis dangdut itu yang hingga lehernya bergeser, tidak sampai terjadi lagi.

    ReplyDelete
  16. Menarik juga nih salah satu cara untuk membela diri bagi perempuan, mbak. Jadi pengen belajar WSDK juga.

    ReplyDelete

Post a Comment