Bagaimana Cara Pengobatan Syaraf Kejepit?

Post a Comment
pengobatan-syaraf-kejepit
Beberapa tahun yang lalu, Ibunda merasakan nyeri yang luar biasa menjalar dari bagian pinggang hingga panggul sebelah kanan yang membuat beliau tidak bisa beraktivitas bahkan untuk duduk atau berdiri dengan normal. Dan rasanya ini menjadi hal yang tak biasa karena Ibunda jarang sekali mengeluhkan sakit yang serius. Dugaan syaraf kejepit akhirnya membuat saya mencari informasi pengobatan syaraf kejepit terdekat.

Sebelum kami memutuskan untuk berobat ke dokter, sebenarnya saya berinisiatif untuk mencoba pengobatan alternatif dengan akupuntur. Saat itu saya masih belum yakin dengan diagnosa sebenarnya meski akupunturis menyakinkan saya bahwa nyeri luar biasa itu disebabkan syaraf kejepit. Karena rasa nyeri yang tidak berkurang bahkan semakin parah, asalnya Ibunda masih bisa beraktivitas kini hanya bisa berbaring, saya pun mencari informasi mengenai syaraf kejepit ini.

Berhubung saya memiliki pengalaman yang baik dengan RS Hermina Arcamanik Bandung, saya pun berinisiatif mengajak Ibunda kembali berobat RS Hermina Arcamik. Kali ini saya memilih Dr. Herman, SpS sebagai dokter spesialis syaraf.

Syaraf Kejepit/Hernia Nucleus Pulposus (HNP) 

Dan benar saja, hasil pemeriksaan Dr. Herman, SpS, dokter menyatakan Ibunda menderita syaraf kejepit. Hernia Nucleus Pulposus (HNP) atau yang lebih dikenal dengan sebutan syaraf kejepit merupakan suatu kondisi yang terjadi akibat bantalan antar tulang belakang menonjol sehingga menekan syaraf di sekitarnya. Bantalan ini sangat lembut dan berbentuk seperti agar-agar. HNP biasanya terjadi di bagian punggung dan leher.

Dokter juga menelusuri kebiasaan Ibunda selama bertahun-tahun untuk memastikan sebab HNP. Dan ternyata, rutinitas Ibunda yang menjahit lah yang menyebabkan terjadi pergeseran bantalan di bagian pinggul. Selama puluhan tahun, aktivitas Ibunda yang lebih banyak dalam posisi duduk dengan kaki menekan dinamo mesin jahit menjadi sumber HNP. 

Dari hasil rontgen, posisi pergeseran tulang terlihat jelas namun dokter memberikan saran untuk diobati dengan obat-obatan terlebih dahulu sebelum diperlukan tindakan operasi. Dan sebagai syarat utama, otomatis Ibunda dari berhenti total dari aktivitas jahit menjahit dan berbagai posisi yang akan semakin memperburuk HNP yang diderita.

BPJS

Dengan menggunakan fasilitas BPJS, kami memilih RS Hermina Arcamanik dengan pertimbangan reputasinya yang lumayan bagus dan jarak dari rumah yang tidak terlalu jauh. Saya pribadi pernah menggunakan layanan BPJS untuk tindakan operasi ganglion di tangan dan bebas biaya sama sekali.

Pada konsultasi pertama, dokter Herman hanya memberikan obat anti nyeri dan kalsium serta mewanti-wanti aktivitas yang benar-benar terlarang bagi Ibunda termasuk menyapu dan mengepel yang notabene termasuk aktivitas ringan. Namun dari segi medis, posisi menyapu dan mengepel tidak ergonomis dan berbahaya bagi posisi pinggul yang memang sudah mengalami pergeseran.

Hanya sebagian obat-obatan yang di-cover BPJS. Kalsium hanya diberikan untuk beberapa hari saja dan selebihnya harus kami beli secara mandiri karena harganya yang mahal. Total untuk membeli kalsium sebanyak 20 butri, saya harus merogoh kocek kuran lebih 500rb.

Belum sampai waktu kontrol di bulan berikutnya, Ibunda sudah meminta saya kembali ke RS sakit karena nyeri yang semakin menjadi-jadi. Satu-satunya posisi yang nyaman hanya terlentang, Ibunda bahkan harus berjongkok saat menaiki lift karena tidak tersedia kursi roda. Akhirnya atas ijin dokter, perawat memberikan suntikan anti nyeri yang efeknya langsung terasa tak lama kemudian.

Fisioterapi

Setelah rasa sakit mereda, dokter spesialis syaraf memberikan rekomendasi untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis rehabilitasi medik, dr Rina Puspasari Suryana, SpKFR. Pada pertemuan pertama, saya tidak menemani Ibunda karena ada pekerjaan.

Dokter Rina memberikan rujukan untuk rutin melakukan fisioterapi, sebagai salah satu cara pengobatan syaraf kejepit. Setelah mengurus administrasi dan kelengkapan BPJS untuk fisioterapi. Fisioterapi awalnya dijadwalkan setiap hari Kamis namun saya meminta jadwal ulang menjadi hari Sabtu agar saya bisa menemani Ibunda dan tidak perlu bolos bekerja.

Hari Sabtu, jam 08.00 pagi menjadi jadwal tetap mengantar Ibunda, klinik Fisioterapi terletak di lantai 5 berdekatan dengan klinik lainnya. Setelah mendaftar, kami biasa menunggu kurleb 30 menit - 1 jam tergantung nomor yang ditentukan. Karena Ibunda masih belum bisa duduk lama, perawat memberikan informasi bahwa ada tempat khusus bagi pasien yang hanya bisa berbaring.

Ruangan khusus itu biasanya tidak terkunci, terletak di bilik kecil yang dilengkapi bed dan kursi. Biasanya Ibunda akan tiduran di sana sementara saya menunggu panggilan.

Fisioterapi hanya dilaksanakan sekitar 15 menit saja. Biasanya bagian tubuh yang nyeri diberi penghangat. Entah bagaimana prosesnya karena saya tidak diperkenankan turut masuk ke dalam ruang fisioterapi.

Hampir 3 bulan Ibunda menjalani fisioterapi, dan tentunya semakin lama banyak berkenalan dengan sesama pasien yang didominasi penderita stroke. Ternyata sebagian pasien berobat alternatif di suatu tempat tak jauh dari RS Hermina dan banyak diantaranya yang mengalami kemajuan yang signifikan. Tempat ini juga direkomendasikan oleh teman dekat saya.

Pengalaman pengobatan syaraf kejepit membawa kami untuk lebih berhati-hati terhadap penyebab syaraf kejepit yang terkadang tak disadari seperti duduk yang terlalu lama di depan laptop atau motor. Olah raga ringan di sela pekerjaan rutin tentunya menjadi pilihan terbaik yang tak boleh dilupakan meski kesibukan padat.

Related Posts

Post a Comment