Pengalaman Operasi Ablasio Retina Bagian 4

Post a Comment
Pengalaman operasi ablasio retina membuat kami bersabahat dengan RS Mata Cicendo Bandung. Ablasio retina merupakan kondisi terlepasnya retina atau selaput jala dari posisi aslinya yang dapat menyebabkan kebutaan secara permanen karena retina kurang mendapat asupan oksigen dan nutrisi. 

Awal Kisah

Dulu kami tak pernah menyangka akan melangkah sejauh ini saat Zauji berniat mengganti kacamata dengan ukuran minus terbaru. Sesuatu hal yang biasa, bukan? Namun saat diperiksa ternyata dokter di Rumah Sakit Mitra Anugerah Lestari (MAL) Cimahi menyatakan ada syaraf mata yang putus sehingga harus dirujuk ke RS fasilitas kesehatan (faskes) yang lebih tinggi. 

Inilah awal kisah kami. 
Sempat menunda untuk memeriksakan lebih lanjut pasca diagnosa awal dari dokter rumah sakit MAL, akhirnya kami menerima kenyataan operasi lah satu-satunya jalan ikhtiar kami agar mata Zauji bisa sembuh seperti sedia kala.

RS Mata Cicendo menjadi saksi perjuangan kami.
 
Operasi pertama dilakukan untuk memasang silicon oil 1300 cSt. Hanya satu minggu saja, muncul robekan baru yang mengharuskan Zauji menjalani operasi kedua yaitu silicon oil dengan vistositas yang lebih tinggi, 5000 cSt plus operasi katarak.

Operasi pemasangan sceral buckling (ikat silikon pada sklera/bagian luar putih mata) dan penambahan gas CF6 sudah dilakukan pada operasi ablasio retina sebelumnyaPasca penyuntikan gas CF6, Zauji merasa melihat gelembung-gelembung di matanya. Tentunya tak salah bila kami bergegas untuk segera berkonsultasi di klinik paviliun RS Cicendo.

Dokter menyatakan gas CF6 pada operasi ketiga tidak cukup menahan retina sehingga khawatir ada robekan baru. Operasi kelima dilaksanakan pada hari itu juga dengan agenda penyuntikan gas CF6 agar cukup kuat menahan retina sebelum ada robekan baru.

Pasca penyuntikan gas CF6, Zauji harus menginap di RS agar observasi mudah dilakukan keesokan harinya.

Bubble

Saat observasi inilah akhirnya pertanyaan kami terjawab. Bubble yang kami lihat sebelumnya ternyata gas CF6 yang mustinya berada di bagian belakang mata dan menekan retina agar kembali ke posisinya. Namun pada kasus Zauji, gas bergerak ke arah depan sehingga nampaklah seperti gelembung-gelembung di mata Zauji.

Karenanya, pasien harus telungkup dengan posisi ekstrim pasca penyuntikan gas CF6. Kepala menggantung di pinggir bed sehingga diharapkan gas akan bergerak ke belakang menekan retina. Dokter menginstruksikan agar observasi dilakukan di rumah sakit dan bila keadaan tidak membaik operasi berikutnya akan dilakukan 2 hari kemudian.

Ablasio retina
Ablasio Retina (Sumber : klikdokter.com)

Berpasrah kepada keputusan dokter, kami melanjutkan observasi di rumah sakit. Ada hal tak diduga saat menjelang operasi. Tekanan mata kiri (bukan mata yang akan dioperasi) Zauji tiba-tiba saja tinggi, 26 mmHg. Sebuah tanda bahaya pertanda glaukoma sekunder. 

Alhamdulillah, RS Cicendo sebagai Pusat Mata Nasional memang menjadi tempat terbaik bagi kami berikhtiar. Satu jam menjelang masuk ruang persiapan operasi, Zauji dirujuk ke klinik glaukoma dan diperiksa dokter subspesialis glaukoma. Alhamdulillah tekanan mata kiri Zauji kembali normal meski tanpa diberi perawatan apapun sehingga Zauji dapat dioperasi sesuai jadwal.

Operasi Keenam

Operasi keenam dilakukan dengan bius total dengan pemasangan silicon oil 5000 cSt yang ditambahkan. Berkaca dari operasi sebelumnya, kami meminta dokter meresepkan obat penurun tekanan mata, obat lambung dan anti mual untuk Zauji.

Tak dapat dipungkiri, 3 operasi dalam waktu 2 minggu membuat kami lelah baik secara fisik maupun psikis namun ikhtiar maksimal sembari bertawakal kepada Allah adalah satu-satunya jalan yang kami lalui karena sejatinya Allah tidak akan memberikan ujian di luar batas kemampuan kami.

Karena seluruh rumah sakit mulai melaksanakan protokol pencegahan penyebaran Covid 19 dan daerah Bandung Raya menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di akhir bulan April 2020, selama pasien tidak dalam kondisi darurat disarankan untuk berobat atau kontrol dalam rentang waktu yang lama. Kami pun berinisiatif kembali kontrol ke dokter sebelum masa PSBB dimulai. Setelah memastikan kondisi cukup baik meski ada indikasi silikon yang sedikit terangkat, dokter hanya memberikan obat tetes dan vitamin hingga batas waktu aman.

Menjelang bulan keempat pasca operasi ablasio retina, kami kembali melakukan kontrol karena sesuai jadwal, evakuasi silikon harus dilaksanakan dalam waktu 3 – 6 bulan pasca operasi pemasangan silikon.

Bagaimana selanjutnya? Apakah pengalaman operasi ablasio retina yang ditempuh Zauji berhasil? Apakah ada operasi ketujuh lagi yang harus Zauji jalani?

Related Posts

Post a Comment