Pengalaman Operasi Ablasio Retina Bagian 1

Post a Comment
Shock…itu pertama kali yang kami rasakan saat Zauji didiagnosa ablasio retina pada mata kanan. Rasanya tidak percaya karena satu hari sebelumnya kami masih melakukan aktivitas normal. Sebenarnya tanda-tandanya sudah dirasakan beberapa hari sebelumnya seperti adanya serabut yang beterbangan dalam mata. Tak pernah mengira inilah awal kami bersentuhan dengan pengalaman operasi ablasio retina.

Awalnya Zauji berniat mengganti kacamata dengan ukuran minus terbaru namun saat diperiksa ternyata dokter menyatakan ada syaraf mata yang putus sehingga harus dirujuk ke RS fasilitas kesehatan (faskes) yang lebih tinggi. 

Sempat menunda beberapa hari karena tak mengira akan seserius ini. Luas pandang mulai berkurang, seolah ada tirai menutupi pandangan, gelap sebagian bukan seluruh mata. Saat melihat suatu benda, bagian atas (misalnya kepala hingga pundak) tidak terlihat sedangkan bagian bawah (pundak hingga kaki) terlihat jelas atau mungkin benda bagian kiri terlihat sedangkan bagian kanan tidak terlihat. 
ablasio retina

IGD RS Cicendo

Qodarullah saat itu semua spesialis retina sedang mengikuti seminar di luar Jawa sehingga RS yang kami tuju akhirnya memberikan rujukan ke Pusat Mata Nasional (PMN) Cicendo via Instalasi Gawat Darurat atau IGD karena harus ditangani segera. 

Barulah kami tahu, kondisi retina sudah terlanjur robek sehingga laser sudah tidak bisa lagi dijadikan aternatif penanganan, operasi adalah jalan satu-satunya. Karena ketidakadaan dokter spesialis retina, dokter IGD merujuk kami untuk berobat melalui poli regular hari berikutnya.

Perjuangan itu dimulai. Akhirnya saya dan Zauji mencari tahu itu ablasio retina dan bagaimana penanganannya sembari saling menguatkan satu sama lain meyakinkan diri bahwa ujian ini adalah bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya.

Apa Itu Ablasio Retina

Ablasio retina adalah salah satu kondisi terlepasnya retina atau selaput jala dari posisi aslinya yang dapat menyebabkan kebutaan secara permanen karena retina kurang mendapat asupan oksigen dan nutrisi. 

Ablasio retina dapat muncul salah satunya karena faktor rabun jauh parah, minus tinggi untuk kasus Zauji, ditambah seringnya mengangkat benda berat (pantangan ini mungkin yang tidak disadari oleh banyak orang dengan minus tinggi), terjatuh (kecelakaan) atau benturan keras dapat pula memperparah keadaan. 

Bagi beberapa pasien, kasus ablasio retina bisa muncul tiba-tiba tanpa peringatan, tiba-tiba penglihatan gelap, bisa kedua mata, kanan dan kiri tanpa gelaja atau penyakit penyertanya seperti diabetes melitus atau tekanan darah tinggi, tua atau muda.  

Ada kasus tertentu, robekan retina disebabkan trauma benturan saat dulu semasa muda sering ikut balapan namun baru terasa pada usia menjelang 50 tahunan. Kasus lain terjadi pada pasien usia awal 40 tahun, sehat tanpa sakit apapun. Kedua mata tiba-tiba blank tidak bisa melihat. 

Alhamdulillah robekan retina pada kasus Zauji tidak sampai mengenai titik penglihatan sehingga penglihatan masih bisa diselamatkan.

Operasi Ablasio Retina Pertama

Operasi pertama dilakukan 3 minggu berikutnya, sesuai antrian BPJS. Tindakan pertama adalah pemasangan silicon oil 1300 cSt. Silicon jenis ini termasuk silikon yang memiliki viskositas ringan. Salah satu kelebihan silicon oil adalah dapat digunakan dalam jangka waktu yang lebih lama.

Pasien yang akan melakukan operasi harus sudah berada di rumah sakit H-1 operasi dan apabila kondisi normal atau tidak ada kasus tertentu, pasien sudah bisa kembali ke rumah H+1 operasi. Seperti biasa pasien diharuskan puasa 6 jam sebelum operasi. 

Operasi berlangsung kurang dari 1 jam dengan bius lokal (hanya bagian mata saja yang dibius). Bila tak ada mual dan muntah hebat efek obat bius, pasien bisa langsung makan pasca operasi. Kontrol pasca operasi dilaksanakan seminggu pasca operasi.

Sebelum pulang, perawat memberikan beberapa aturan yang harus dipatuhi pasien selama perawatan di rumah diantaranya perban harus diganti sehari 2x dengan kapas yang harus disterilkan terlebih dahulu. Pasien harus berada dalam posisi telungkup atau terlentang selama beberapa jam dalam sehari agar kerja silicon untuk menekan retina lebih maksimal (untuk silicon atau gas tertentu ada aturannya masing-masing ya, silakan tanyakan pada dokter/perawat). 

Segera ke RS atau IGD terdekat apabila penglihatan berkurang, kepala sakit luar biasa atau terjadi mual muntah hebat. Ini bisa jadi tanda naiknya tekanan bola mata yang sangat berbahaya bagi pasien.


Obat tetes diberikan sesuai jadwal (ada 4 obat tetes mata minidose yang harus diberikan dalam jam yang berbeda : antibiotik, antiradang, dan lainnya), tidak boleh terkena air selama 2 minggu, tidak boleh dikucek, kena benturan, tidak boleh berhubungan suami istri (sementara ya). 

Tiga hari berada di rumah, luas pandang kembali berkurang. Kami kira karena masih efek dari pengalaman operasi ablasio retina sebelumnya sehingga saat kontrol 1 minggu pasca operasi baru diketahui ternyata ada robekan baru. Tidak ada cara lain sehingga operasi berikutnya yang kembali dijadwalkan dalam waktu 3 minggu. 

Sambil menunggu jadwal operasi kedua, kami konsultasi ke bagian klinik paviliun dengan dokter yang sama dengan dokter yang memeriksa di poli reguler.

Inilah luas pandang Zauji saat terjadi robekan kedua

Operasi Ablasio Retina Kedua

Sama halnya dengan analisa dokter di poli reguler, robekan baru muncul di tempat berbeda. Kali ini muncul masalah baru yaitu tekanan mata naik hingga 40 mmHg. efek dari pemasangan silicon oil. Tekanan mata tinggi ini dinamakan juga glaukoma sekunder yang dapat mengakibatkan kebutaan permanen apabila dibiarkan. 

Tekanan mata normal berkisar 14 - 20 mmHg. Tekanan mata > 20 mmHg patut dicurigai sebagai glaukoma dan biasanya disebabkan hipertensi, hipotensi, migren, gangguan vaskuler atau diabetes miletus. Dokter memberikan resep glaucon, aspar K dan obat tetes mata untuk menurunkan tekanan mata. 

Salah satu tanda tekanan mata yang tinggi adalah rasa mual dan pusing hebat meski pada beberapa pasien tidak merasakan gejala apa-apa. Tekanan mata baru turun beberapa hari kemudian namun tangan dan kaki Zauji berasa kesemutan sebagai efek dari aspar K.

Pada operasi kedua, dokter memutuskan untuk memasang silicon oil dengan vistositas yang lebih tinggi, 5000 cSt plus operasi katarak sehingga diperlukan bius total. Katarak merupakan hal yang wajar terjadi pada kasus operasi retina. Lensa mata akan dicopot dan diganti dengan lensa buatan bersamaan dengan operasi evakuasi silikon nanti. 

Dengan durasi yang lebih lama, kali ini Zauji sudah bisa beradaptasi dengan obat bius sehingga tidak ada drama mual muntah seperti operasi pertama. Dengan jenis silikon yang berbeda, kali ini ada aturan baru telungkup selama minimal 8 jam sehari. Posisi ini berfungsi untuk memaksimalkan fungsi silikon untuk menekan retina agar kembali pada posisinya.

H+2 pasca operasi..ada hal di luar dugaan yang terjadi. Apakah itu?? Pengalaman operasi ablasio retina selanjutnya membuat jantung kami semakin berdebar.

Related Posts

Post a Comment