Pengalaman Jalan-Jalan ke Istanbul, Turki (2)

Post a Comment
Konstatinopel kota reruntuhan Byzantium menjadi tujuan pertama di luar Indonesia yang menjadi cita-cita saya. Namun, jujur saja, saya tak pernah membayangkan akan memiliki pengalaman jalan-jalan ke Istanbul, Turki secepat ini. Tahun 2012 menjadi penyemangat terbesar saat seorang kawan karib melakukan umroh plus Turki. Dan akhirnya, di awal tahun 2014, cita-cita saya terkabul.

Istanbul, Turki

Pesona Konstatinopel, atau yang kini dikenal dengan sebutan Istanbul, Turki, seakan tak pernah putus. Berjuta wisatawan datang mengunjungi Istanbul setiap tahunnya. Sebagai bekas pusat kekhilafahan Utsmaniyah, salah satu daya tarik yang dipancarkan adalah banyaknya situs islam yang masih terpelihara hingga kini dan menjadi situs warisan dunia UNESCO. 

Istanbul merupakan pusat ekonomi, budaya dan sejarah di Timur Tengah. Berpenduduk lebih dari 13 juta jiwa dengan lebih dari 95% muslim, Istanbul merupakan perpaduan budaya antara Eropa dan Asia. Kendati bahasa resmi adalah bahasa Turki, sebagian besar masyarakat Istanbul dapat berbahasa Inggris sehingga memudahkan bila teman Menong tidak menguasai bahasa Turki.

City Tour

Jalanan yang tertata rapi

Suasana Kota Istanbul

Konstatinopel kota reruntuhan Byzantium, Istanbul adalah pesona yang menggoda dari berbagai sisi. Sebagai daerah yang terletak membentang melintasi selat Bosphorus di Turki Barat Laut, Laut Hitam dan Laut Marmara, Istanbul memiliki keindahan alam yang menarik yang dikelilingi benteng yang telah berusia ratusan tahun sebagai saksi sejarah Bynzatium hingga penaklukan Konstatinopel di abad ke 15.

Di era Turki modern, tata kota Istanbul tetap tidak mengubah nilai historisnya kendati transportasi dan bangunan modern bermunculan. Masyarakat Istanbul sendiri kerap menggunakan ruang publik terbuka sebagai sarana olah raga dan rekreasi. Lapangan terbuka lazim ditemukan dimana saja bahkan dengan fasilitas olah raga lengkap. Sebagian besar masyarakat Istanbul tinggal di apartemen karena mahalnya lahan.

Informasi ini tentunya hanya saya dapatkan sebagai pengalaman jalan-jalan ke Istanbul, Turki.

Kawasan perumahan elit di Istanbul Eropa di sisi Selat Bosphorus

Kawasan pertokoan elit di Istanbul Asia

Universitas Istanbul

Kawasan tepi Laut Marmara yang terkenal dengan Kapal Freedom Flotilla yang diserang Israel

Kuliner Khas Turki

Tidak seperti tempat tujuan wisata di negara lain, Istanbul tidak begitu memiliki banyak gerai hidangan fast food seperti McDonalds, Starbuck dan sejenisnya sehingga wisatawan ‘dipaksa’ untuk selalu menyantap hidangan lokal sebagai pengganjal perut. Buah zaitun dan keju khas Turki menjadi menu sarapan, sedangkan kebab dan roti cane menjadi pilihan menu makan siang. Camilan khas Turki pun layak dicoba dan menjadi kenangan pengalaman jalan-jalan ke Istanbul, Turki.
Menu sarapan
Sebagai orang Indonesia sejati, bagi saya, menu sarapan hanya dengan 'telur dan roti' memang rasanya jadi kurang 'nendang' :D sehingga bagi yang kurang ‘klop’ dengan hidangan tersebut, restoran cina atau India bisa dijadikan alternatif lain. 
Roti Cane

Kebab plus nasi

Destinasi Wisata Turki

Wisata alam dapat dilakukan dengan melihat menikmati kota Istanbul di daratan Asia dari ketinggian di Ã‡amlıca Tepesi. Dengan uang 1 TL (Turkish Lira) pengunjung bisa menikmati pemandangan indah melalui teropong. Sama seperti di Indonesia, fasilitas umum seperti toilet pun ternyata berbayar juga😃

Pemandangan Istanbul Asia dilihat dari Ã‡amlıca Tepesi

Selat Bosphorus dapat dilalui pula dengan menggunakan kapal feri. Bangunan dan mesjid dengan gaya arsitektur berabad silam dapat dinikmati sepanjang perjalanan. Angin kencang yang kerap menerpa sehingga cara teraman adalah tetap menggunakan jaket selama di kapal. Bila tak nyaman dengan angin kencang di atas dek, teman Menong dapat menikmati keindahan selat Bosphorus di kafe yang terletak di geladak kapal ditemani hangatnya segelas teh khas Turki seharga 5 TL.
Kapal Ferri, Sarana transportasi wisata Selat Borphorus

Jembatan melintasi Selat Borphorus yang menghubungkan Istanbul Eropa dan Asia

Pemandangan di Selat Bosphorus

Belanja di Istanbul

Wisata belanja dapat dilakukan di pasar tradisional Egyptian Bazaar yang dibangun pada tahun 1660. Penamaan tersebut dikarenakan banyaknya rempah-rempah asal Mesir meski banyak juga produk dan makanan khas Turki yang dijual di pasar ini. Selain itu Grand Bazaar dapat dijadikan tujuan wisata belanja lainnya. Tidak perlu khawatir dengan mata uang yang akan digunakan. Dollar, Euro atau Lira (Turkish Lira) dapat digunakan dalam transaksi dengan konversi $1 = 2 lira. 

Banyak suvenir khas Turki yang dapat dibeli dengan harga relatif murah berkisar 1- 2 TL seperti gantungan kunci. Menawar harga adalah sesuatu yang lazim dalam budaya Turki sehingga pembeli tidak perlu ragu untuk meminta harga yang lebih murah. Salah satu kosa kata bahasa Turki yang layak diingat sebagai pengalaman jalan-jalan ke Istanbul, Turki adalah “indirim” yang berarti ‘diskon’.

Kawasan pertokoan

Suasana 
Grand Bazaar di Malam Hari

Egytian Bazaar , destinasi belanja favorit wisatawan

Es krim Dondurma khas Turki, saat ini sudah banyak tersedia di berbagai mall di Indonesia

Manisan khas Turki, super manis

Pashmina sutera khas Turki, $10

Suvenir khas Turki

Karpet dengan motif Ottoman seharga $50

Tempat lain yang menarik untuk dikunjungi adalah Hippodrome, pada awalnya Hippodrome merupakan gelanggang pacuan kuda dan sebagai pusat olahraga dan sosial di jaman Bynzatium. Saat ini tidak ada lagi sisa peninggalan pacuan kuda. Kini kawasan Hippodrome dikenal dengan sebutan Sultanahmet Square. Di kawasan ini masih terdapat dua obelik Mesir yang dipindahkan dari kuil Karnak di Thebes, Mesir. 

Saat melihatnya, hanya ada satu yang terlintas di pikiran saya : 
Bagaimana caranya memindahkan batu sebesar itu dari Mesir ke Turki dengan peralatan sederhana berabad yang lalu?
Obelik Mesir
Istanbul sebagai salah satu kota terbesar di Turki telah menjadi salah satu kiblat mode fashion. Kulit kambing –Lambskin Leather– merupakan komoditas utama Turki. Salah satu butik ternama di Istanbul, Kircilar, merupakan pemasok jaket kulit bagi beberapa merek busana ternama dunia. Model dan kualitas terbaik menjadikan produk yang dihasilkan sangat eksklusif. Demikian pula perhiasan asli Turki seperti batu turquoise yang berwarna hijau. Hanya saja perlu kocek yang tebal untuk membeli produk-produk tersebut mengingat harga yang ditawarkan tidaklah murah.

Sebut saja harga berkisar 11 juta rupiah untuk jaket termurah, tentunya menjadi bahan pertimbangan untuk berbelanja. Namun itulah keunggulan pariwisata Turki, semua wisatawan mancanegara 'diwajibkan' untuk berkunjung kedua tempat tersebut.

Peragaan busana di Kircilar Istanbul
        
Batu Turquoise asli Turki

Rasanya tidak penasaran berkeliling Istanbul, kota wisata serba ada. Dan jangan lupa, siapkan baju tebal dan sepatu boots bila berkunjung ke Istanbul di awal Januari ya...dan mungkin teman Menong beruntung bisa mendapatkan salju sebagai pengalaman jalan-jalan ke Istanbul, Turki terepik.

Related Posts

Post a Comment