Pengalaman Operasi Ablasio Retina Bagian 3

Post a Comment
Pengalaman operasi ablasio retina berawal dari gejala yang dirasakan berupa adanya seperti serabut tipis bertebaran di mata kanan yang sesekali muncul namun tidak mengurangi pandangan yang baru dirasakan setelah 2 minggu pasca terjatuh dari motor. 

Dengan niat awal mengganti kacamata dengan ukuran minus terbaru ternyata dokter mata menyatakan bahwa serabut tipis tersebut merupakan syaraf mata yang lepas. Tanda lain yang biasa terjadi adalah adanya kilat mata yang dirasakan pasien meski dalam kasus yang kami alami tidak ada keluhan tersebut.

Qodarullah, inilah kisah yang harus kami jalani. Tak ada cara lain selain operasi yang harus dilakukan segera. Bandung Eye Center (BEC), klinik mata yang awalnya kami tuju memberikan rujukan agar kami berobat di RS Cicendo, Pusat Mata Nasional.

Operasi pertama dilakukan 3 minggu berikutnya, sesuai antrian BPJS. Tindakan pertama adalah pemasangan silicon oil 1300 cSt. Silicon jenis ini termasuk silikon yang memiliki viskositas ringan. Hanya saja seminggu pasca operasi pertama, ada robekan baru yang mengharuskan dilakukannya operasi kedua.

Pada operasi kedua, dokter memutuskan untuk memasang viskositas 5000 cSt plus operasi katarak akibat kotornya lensa pasca dua kali operasi yang dijalani Zauji. Kali ini meski bius total menjadi pilih namun drama muntah hebat setelah siuman dari operasi tak dialami Zauji.

Alhamdulillah, Zauji tak mengeluhkan apapun selama dua bulan pasca operasi kedua. Rasanya semua berjalan dengan baik. Hal yang tak terduga terjadi, di bulan kedua muncul robekan baru yang memerlukan tindakan operasi ablasio retina ketiga.

Klinik Paviliun RS Mata Cicendo

Karena menggunakan fasilitas BPJS untuk ablasio retina, operasi ketiga dijadwalkan 5 minggu berikutnya. Sambil menunggu waktu operasi, kami berkonsultasi dengan dokter di klinik Paviliun RS Cicendo agar lebih intensif untuk mendapatkan informasi.

Ablasio retina karena minus tinggi paling sering terjadi. Hal ini bisa dilihat dari panjang bola mata. Bagi rabun jauh (minus tinggi) panjang bola mata kan lebih tinggi. Panjang bola mata normal < 24 mm. Panjang bola mata yang tinggi akan menyebabkan retina lebih tipis dan mudah robek. Lepasnya lapisan retina biasanya terjadi karena ada robekan pada retina sehingga cairan dapat masuk lewat robekan dan memisahkan retina dari lapisan di bawahnya.
Ablasio Retina

Retina merupakan lapisan syaraf mata yang bekerja seperti film. Cahaya akan masuk ke dalam mata melalui kornea, lensa mata dan akan difokuskan pada retina. Rangsangan cahaya pada retina kan diteruskan ke otak sehingga kita dapat melihat benda. Gangguan pada retina akan mengakibatkan gangguan penglihatan.

Ablasio retina dapat ditangani salah satunya dengan vitrektomi, pengambilan gel vitreous (badan bening mata) dan menggantinya dengan menyuntikan gelembung gas atau silikon sebagai penahan retina agar tetap pada posisinya. 

Kasus Zauji adalah kasus unik. Ablasio retina pada usia muda lebih menantang apabila dibandingkan dengan ablasio retina di usia muda. Pada lansia, cairan dalam mata lebih cair sehingga tarikan pada retina tidak terlalu kuat. Umumnya, setelah pemasangan silicon oil atau gas pada operasi pertama, retina akan menempel kembali pada posisi semula. 

Lain halnya dengan ablasio retina di usia muda, cairan dalam mata masih berbentuk gel yang menjadi tantangan karena masih mempunya daya tarik menarik terhadap retina sehingga meski sudah ditahan dengan silicon oil atau gas, retina akan mudah kembali lepas.

Operasi Ablasio Retina Ketiga

Operasi ketiga dilaksanakan dengan pemasangan sceral buckling yaitu pemasangan ikat silikon pada sklera (bagian luar putih mata) plus penambahan gas CF6 untuk menahan retina agar tetap ditempatnya. Operasi berjalan lebih lama dengan pembiusan total. Pantangan pasca operasi masih sama seperti halnya pengalaman operasi ablasio retina kedua plus larangan naik pesawat terbang selama 1 bulan karena adanya penambahan gas.

Meski sudah terbiasa dengan perawatan pasca operasi, kali ini ada perasaan yang berbeda saat harus memberikan obat tetes mata. Kondisi mata yang lebih bengkak terasa berbeda karena sceral buckle dipasang dengan cara dijahit sehingga otomatis mata akan lebih memerah.

Operasi Ablasio Retina Keempat

Sudah bisa menyesuaikan diri pasca operasi namun penambahan gas tetap baru bagi kami. Di hari ke 3, terlihat ada semacam bubble di bagian hitam mata Zauji. Zauji sendiri bisa melihat gelembung-gelembung tersebut dari dalam matanya. Saat kontrol 1 minggu pasca operasi dokter menyatakan tidak apa-apa karena itu adalah hal wajar. 

Karena penasaran dua hari berikutnya kami kembali berkonsultasi di bagian klinik paviliun RS Cicendo. Dokter menyatakan gas CF6 pada operasi ketiga tidak cukup menahan retina sehingga khawatir ada robekan baru. Keputusan dokter untuk segera operasi (cito) hari itu juga. Dokter paviliun merujuk kami ke IGD agar bisa memanfaatkan layanan via BPJS.

Penggambaran Bubble di Mata Zauji


Operasi keempat dilaksanakan pada hari itu juga dengan agenda penyuntikan gas CF6 agar cukup kuat menahan retina sebelum ada robekan baru. Operasi berlangsung singkat dengan bius lokal. Dokter melakukan observasi hingga keesokan harinya. Bila keadaan membaik observasi lanjutan dapat dilakukan di rumah saja.

Rasanya kami menunggu sangat lama. Hitungan jam rasanya berlalu begitu lambat. Seperti apa ya kisah selanjutnya terlebih kami merasakan pengalaman operasi ablasio retina di tengah pandemi Covid 19? 

Related Posts

Post a Comment