Keunikan Kampung Naga Tasikmalaya Bagian 1

9 comments
Kampung Naga

Salah satu tempat yang sedari dulu ingin saya kunjungi adalah salah satu kampung adat di Jawa Barat. Alhamdulillah, menjelang akhir bulan Oktober 2023, saya dan Zauji mendapat kesempatan bertegur sapa dengan keunikan Kampung Naga Tasikmalaya. 

Penginapan Dekat Kampung Naga

Kali ini kami memilih perjalanan sore hari menggunakan travel lokal, Bandung – Singaparna, ibukota Kabupaten Tasikmalaya. Pilihan ini kami pertimbangkan karena kami baru tiba di Bandung jam 6 pagi setelah perjalanan via kereta api dari Semarang. Setidaknya kami masih memiliki waktu untuk beristirahat dan packing sebelum melanjutkan perjalanan ke Singaparna.

Alhamdulillah kami menemukan travel yang bersedia menjemput kami di rumah dan mengantar kami hingga hotel. Waktu tempuh mencapai kurang dari 3 jam dengan kecepatan sedang. Teman Menong juga dapat memilih travel resmi tujuan Kota Tasikmalaya dan diantar ke daerah Kampung Naga dengan biaya tambahan. 

Sekedar info, travel Aragon Tasikmalaya – Bandung Rp. 120.000 ditambah biaya jemputan ke Singaparna (Hotel Al Hambra Rp. 40.000) dan diantar hingga menuju rumah (Rp. 15.000 - Rp. 35.000 tergantung daerah).
guest house kampung naga

Teman Menong dapat menyewa Guest House di area parkir Kampung Naga, ruangan yang disewakan ada di lantai 2 dengan harga Rp. 2.000.000 saja (5 kamar tidur dan sharing bathroom yang dilengkapi ruang tengah yang cukup luas untuk menampung tamu). Pemilik Guest House yang tinggal di lantai satu yang merangkap warung berasal dari Kampung Naga. Penyewa bisa sekaligus memesan makanan untuk sarapan/makan siang/makan malam. Guest House termasuk bersih dan nyaman untuk ditinggali. Selain warung, minimarket juga tersedia kurleb 500 m di luar gerbang Kampung Naga.
makan siang di guest house kampung naga

Teman Menong dapat pula menginap di Kampung Naga asal telah mendapat ijin dari Kuncen atau Ketua Kampung Adat. Sebagai catatan, Kampung Naga tidak dialiri listrik. Kamar mandi atau toilet terletak di luar area pemukiman sehingga teman Menong harus mempertimbangkannya baik-baik (Ini salah satu alasan saya menolak ajakan Zauji menginap disini😞) 

Meski begitu, sinyal internet masih terjangkau dengan baik sehingga teman Menong tak perlu khawatir kehilangan informasi. Hanya saja aturan ketat Kampung Naga tidak memperkenankan adanya suara bising termasuk dari telepon genggam atau perangkat lainnya seperti pengeras suara atau musik.
hotel al hambra tasikmalaya
Hotel terdekat berada di sebelah SPBU 3346401 Rancamaya yang berjarak 14,6 km dari Kampung Naga. Hotel ini baru satu bulan beroperasi sehingga bangunan relatif masih baru (termasuk bau cat dan furnitur baru). Dengan desain mewah ala Timur Tengah, rasanya Al Hambra bisa menjadi pilihan. Kamar deluxe bernuansa tembaga (coklat) sedangkan kamar eksekutif bernuansa emas dengan luas yang sama, 24 m2. Setiap kamar dilengkapi dengan balkon. Hanya saja, pintu balkon tak dapat dibuka demi keamanan.

Menu sarapan dan resto memiliki banyak variasi meski rasanya tergolong biasa saja. Teman Menong bisa mencoba nasi kebuli daging kambing (yang menurut saya terlalu kuat aromanya), ketupat singaparna atau soto tasik.

Karyawan hotel juga ramah sangat melayani tamu. Sayangnya, rate hotel terbilang mahal (kurleb minimal Rp. 800.000 untuk deluxe room twin bed dengan sarapan). Teman Menong bisa memesan via aplikasi biru atau menghubungi pihak marketing agar mendapatkan potongan harga.

Lokasi Kampung Naga

Konon Kampung Naga didirikan oleh Sembah Dalem Singaparna yang berasal dari Kerajaan Galuh. Kampung Naga terletak tepat di Jalan Raya Garut – Tasikmalaya, Desa Neglasari Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya. Dari arah Bandung, Kampung Naga lebih mudah ditempuh melalui Garut melalui bis atau kendaraan pribadi. Angkutan umum atau ojeg online tersedia dari arah Singaparna. Saya sendiri menggunakan ojeg online yang ditempuh selama kurleb 25 menit dari Hotel Al Hambra.
Gerbang Kampung Naga
Kampung Naga berada di lembah yang dilalui Sungai Ciwulan yang bermata air di Gunung Cikuray yang terletak di Garut. Gunung Cikuray sendiri merupakan salah satu gunung yang mengelilingi Situ Bagendit, sebuah situ atau danau di Garut yang kami kunjungi di tahun 2022.

Lokasi menuju Kampung Naga tepat berada di Jalan Raya Garut – Tasikmalaya. Teman Menong harus menuruni 414 anak tangga (ada juga yang mengatakan 335 atau 439 anak tangga) dengan kemiringan 45 derajat. Teman Menong tak perlu khawatir, anak tangga terbuat dari batu kali yang kokoh dan tidak licin sehingga aman untuk dilalui. Hanya saja siapkan tenaga saat menanjak pulang nanti, ya!

Deretan pohon, hijaunya persawahan, beningnya air sungai, rumah adat dinikmati saat masih berada di ketinggian tangga saat berjalan menuruni anak tangga menuju perkampungan. Keunikan Kampung Naga Tasikmalaya ditambah dengan bangunan dengan tata letak, bentuk, arah rumah, bahan pembuat rumah dan pola perkampungan khas Sunda yang masih sesuai dengan aturan turun temurun.
jalan menuju kampung naga


Bangunan di Kampung Naga dibangun secara berkelompok dengan ruang kosong di bagian tengah perkampungan. Bangunan rumah harus menghadap utara atau selatan sedangkan mesjid dan balai desa menghadap ke timur atau barat.
bangunan di kampung naga
Dan hebatnya, setiap beberapa meter tersedia tempat sampah dari rotan sehingga area Kampung Naga selalu bersih.
tempat sampah di kampung naga

Saat sampai di area pemukiman, teman Menong akan menemukan deretan balong (kolam) yang memang harus diletakkan di bagian depan perkampungan, termasuk jamban atau toilet di atasnya. Selain rumah, teman Menong dapat mengenal leuit (tempat menyimpan beras), bale musyawarah atau bale patemon, saung lisung, rumah kuncen (kepala adat) , mesjid dengan pancuran tempat mencuci dan berwudhu, lapangan dan alun-alun.
area kamar mandi kampung naga
Area kamar mandi di luar pemukiman yang dibatasi pagar

Area kamar mandi dan jamban berada di luar pemukiman dan dibatasi pagar bambu. Awalnya saya terpikir untuk menahan diri tak buang air kecil selama berada di Kampung Naga. Namun akhirnya saya berani mencoba untuk masuk ke dalam bilik jamban yang tak sepenuhnya bilik karena bagian bawah sudah terbuat dari semen. 

Nampaknya, bilik jamban di Kampung Naga sempat mendapatkan bantuan dari sebuah BUMN. Meski berada di atas kolam ikan dengan alas bambu dengan lubang di tengah, kondisi jamban tak se’horor’ yang saya bayangkan. Sepertinya karena posisi air yang terus mengalir dari pancuran membuatnya tetap bersih.

Hutan garapan, hutan larangan dan hutan kramat berada tak jauh dari pemukiman. Sejatinya hutan di Kampung Naga Tasikmalaya berfungsi untuk menjaga sumber daya, keseimbangan dan keharmonisan alam. Tak heran bila gemerisik angin dan daun, kicauan burung, gemericik air mengalir masih lekat dengan nuansa alami. Dan masyarakat Kampung Naga ramah menyambut kami selama dua hari beraktivitas di sana. Apa saja ceritanya ya?

Related Posts

9 comments

  1. Jadi penasaran dengan part 2 nya, Kak. Bahas dong lebih detail lagi nih Kampung Naga biar ga penasaran lagi khususnya dengan aktivitas masyarakat di sana

    ReplyDelete
  2. Kalau pengen ngerasain suasana pemukimanyang dekat dengan alam, kayaknya cocok untuk wisata ke kampung Naga ya. Tapi kalau area mck di luar pemukimanyang, agak gimana gitu bagi perempuan hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mba...agak gimana kalau harus keluar malam2 ya

      Delete
  3. Ditunggu kelanjutan ceritanya Teh. Jadi penasaran nih dengan episode lanjutannya
    Jujurly antara penasaran dan jadi mikir lagi kalau mau kesana, karena beberapa fasilitas urgent berada di luar pemukiman

    ReplyDelete
  4. Saya pernah berkunjung ke Kampung Naga dahulu sekali, saat masih SMA. Rasanya tidak ada yang berubah. Bentuk rumah, tangga, dan keasrian alamnya masih seperti yang bisa saya ingat. Namun, saya tidak familier dengan gapura selamat datangnya. Sepertinya waktu saya ke sana belum ada gapura.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sepertinya tidak banyak berubah...saya baru sekali...Kampung Naga ini tertata sekali

      Delete
  5. waktu jaman SD dulu pernah baca legenda situ bagendit tapi sampe sekarang belum liat lokasinya, berpuluh puluh tahun tapi masih se asri itu ya, seneng liatnya. semoga tetap terjaga keasriannya

    ReplyDelete
  6. Kebayang bagi kita yang orang luar ketika nginep disana kalau mau ke kamar mandi malam-malam pasti ga mau sendirian. Suasananya masih asri banget ya, kak. Ditunggu cerita kampung Naga part 2 nya

    ReplyDelete
  7. Baru saja baca legenda Situ Bagendit eh baca artikel ini Kampung Naga masih terjaga banget ya alam dan lingkungannya, bersih banget pula...

    ReplyDelete

Post a Comment