Pengalaman Operasi Ablasio Retina Bagian 12

Post a Comment
Pengalaman operasi ablasio retina sudah kami jalani hampir dua tahun. Kisah ini sering kali membawa kami bertemu dengan banyak kejutan baru seperti tekanan bola mata yang naik turun, pemeriksaan mata seperti Optical coherence tomography (OCT) , dan saling berbagi dan menguatkan sesama pasien.

Hampir satu tahun, kami 'bersahabat' dengan ablasio retina. Ablasio retina merupakan lepasnya retina sehingga menimbulkan gangguan penglihatan. Salah satu penyebab ablasio retina adalah minus tinggi seperti yang dialami Zauji sedari kecil.   

Qodarullah, beberapa hari sebelum munculnya gejala berupa hilangnya penglihatan mata kanan, kami berdua mengalami kecelakaan motor. Entahlah apa pastinya yang memicu terjadinya robekan pada retina mata kanan, yang jelas hingga kini Zauji mengalami pernurunan penglihatan meski tidak separah saat awal sebelum operasi. Bulan Juni tahun 2021 ini, tepat 1 tahun pasca oeprasi ablasio retina ketujuh yang telah dijalani Zauji.

Pasca Operasi Ablasio Retina


Secara teori, seharusnya silikon oksana HD yang dipasangkan pada operasi ablsio retina ketujuh harus segera dievakuasi maksimal 3 bulan pasca oeprasi. Namun dengan riwayat robekan retina yang berulang, dokter memutuskan untuk menunda selama mungkin hingga dipastikan retina telah benar-benar menempel.

Setiap bulan, kami secara rutin kontrol ke klinik reguler BPJS, RS Cicendo. Selain itu memastikan kapan evakuasi silikon, kami pun perlu mengecek tekanan bola mata dan kondisi retina apakah ada robekan atau tidak. Alhamdulillah, hingga saat ini, kondisi retina masih menempel dan stabil meski papil memang terlihat memucat sebagai akibat lamanya pemasangan silikon sehingga terjadi penurunan penglihatan. 

Karena tekanan bola mata selalu naik turun, Zauji pun akhirnya memang secara rutin mengkonsumsi glaucon (glauseta) untuk menjadi tekanan bola mata agar tidak melonjak naik. Secara teori, glaucon tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi (diminum) dalam jangka panjang sehingga dokter menyarankan glaucon tidak diminum setiap hari. 

(Sumber : Pixabay)

Obat tetes mata timol menjadi obat tetes mata wajib setiap pagi dan malam sedangkan obat tetes mata glaupen hanya ditetes bila tekanan bola mata >24. 

Tidak ada yang bisa kami lakukan untuk mengontrol tekanan bola mata. Berbeda halnya dengan kadar gula darah atau tekanan darah yang bisa dideteksi dengan alat mandiri di rumah. Tekanan bola mata hanya dapat diukur dengan alat di RS mata dan tentunya ini menjadi kendala bagi pasien. Tekanan bola mata hanya dapat diketahui pada saat kontrol rutin ke RS mata.

Kontrol di Klinik Paviliun RS Cicendo

Bulan Mei 2021, kami berinisiatif menemui Prof. dr. Arief S. Karta sasmita, Sp.M(K) M.Kes. Ph.D di klinik paviliun RS Cicendo. Qodarullah beliau berhalangan dan digantikan oleh dr. Made Indra Widyanatha, SpM(K). Beliau merupakan salah satu dokter yang sering kami temui di poli reguler BPJS RS Cicendo dan beberapa kali menggantikan Prof Arief  atau dr. Rova Virgana, Sp.M (K) di klinik paviliun RS Cicendo.

Beliau menerangkan meski secara teori silikon HD seharusnya sudah dievakuasi namun tim dokter memutuskan utnuk mempertahankan kondisi mata kanan Zauji seperti ini adanya agar retina menempel sempurna. Dokter juga menenangkan kami agar tidak khawatir mengenai pengllihatan yang semakin menurun karena papil yang terus memucat. 

Kondisi ini memang tak bisa kami hindari. Bagaimana pun pengalaman operasi ablasio retina yang berulang akan memberikan efek pada mata kanan Zauji.

Kerusakan pada papil berbeda dengan kerusakan pada retina. Kerusakan pada papil bersifat irreversible yang berarti kondisi kerusakan tidak dapat dikembalikan pada kondisi semula (sehat dan normal) namun proses penurunan penglihatan terjadi dalam jangka waktu yang lama dan panjang. Berbeda dengan kerusakan pada retina atau ablasio retina yang terjadi seketika dalam waktu singkat namun penglihatan bisa dikembalikan ke dalam kondisi semula (sehat dan normal) selama retina dikondisikan dapat menempel kembali.

Saat ini, mata kanan Zauji memiliki minus kecil karena mata kanan Zauji tidak memiliki lensa mata (yang dikeluarkan sejak operasi kedua) dan silikon HD masih terpasang untuk menempelkan retina. Saat menggunakan kacamata tentunya akan terlihat jelas perbedaan ketebalan antara lensa mata kanan dan lensa mata kiri.

Beliau menyarankan agar Zauji menggunakan hard lens agar tidak terjadi perbedaan ketebalan lensa kacamata kanan dan kiri. Kacamata minus kedua mata menggunakan ukuran minus kacamata kanan yang lebih kecil. Pada mata kiri rencananya Zauji akan menggunakan hard lens untuk menggenapkan kekurangan minus di mata kiri. 

Dokter Indra memberikan rujukan dokter spesialis yang dapat memberikan konsultasi mengenai penggunaan hard lens ini.  Pengalaman operasi ablasio retina ini membuat kami berkenalan dengan banyak dokter di RS Cicendo. Karena sering bertemu kami pun mengajukan berbagai pertanyaan kepada beliau. Banyak pertanyaan yang kami ajukan dan Alhamdulillah dr. Indra menjelaskan semua pertanyaan yang kami ajukan dengan jelas di kontrol berikutnya.

Related Posts

Post a Comment