Sambut PISA 2022 dengan Peningkatan Literasi
Indonesia darurat literasi!!!
Kalimat
ini sering kali kita gaungkan terutama saat kita menggunakan media sosial. Hal ini rasanya
tidak berlebihan terbukti dengan mudahnya kita nge’gas’ saat mendapatkan suatu
berita dan tak jarang hal tersebut membuat kita mudah termakan hoaks. Bukti nyata minimnya
literasi masyarakat Indonesia adalah banyak netizen yang hanya membaca judul
suatu berita dan mencernanya mentah-mentah tanpa mau bersusah payah membaca
caption atau mencari kebenaran berita tersebut .
Masyarakat
yang literat merupakan salah satu ciri masyarakat yang cerdas dan berbudaya. Pemahaman
pengetahuan dan teknologi yang lebih unggul serta mampu berpikir kritis
sebagai salah satu keterampilan
mutlak yang dimiliki di abad 21 ini. Literasi dapat diartikan sebagai kemampuan
menggunakan berbagai keterampilan dalam kehidupan. Meski selalu dikaitkan dengan membaca dan menulis, ada
enam literasi dasar yang harus dikuasai masyarakat khususnya kaum pelajar yaitu
literasi membaca, literasi numerik,
literasi sains, literasi finansial, literasi digital, dan literasi budaya dan
kewargaan.
PISA
Salah
satu indikator tingkat literasi pelajar suatu negara dapat dilihat dari skor
yang diperoleh pada saat survei PISA. PISA atau Programme
for International Student Assessment merupakan studi internasional di bidang pendidikan
yang diselenggarakan organisasi kerjasama ekonomi dan pembangunan (OECD, Organisaton
Economic Co-operation and Development)
yang diselenggarakan setiap 3 tahun sekali. PISA
bertujuan untuk menilai kemahiran atau
literasi di bidang membaca, matematika dan sains. Survei
PISA diikuti oleh 79 negara. Indonesia
mengikuti survei PISA
sejak tahun 2000. Survei PISA terakhir
dilaksanakan pada tahun 2018 dengan berbasis komputer (computer-based-test) yang melibatkan 12.098 pelajar berusia 15 tahun (siswa kelas 9 dan 10 atau 3
SMP/sederajat dan 1 SMA/sederajat)
dari sekolah yang
dipilih secara acak dari seluruh
Indonesia.
Usia
15 tahun menjadi pilihan karena pendidikan dasar sudah diselesaikan oleh hampir
semua pelajar berusia 15 tahun sehingga mereka dianggap telah menguasai
keterampilan dan pengetahuan yang penting untuk berpartisipasi penuh dalam
masyarakat modern. Selain itu di usia 15 tahun, seseorang belum dilibatkan
secara aktif dalam perpolitikan yang umumnya dimulai pada usia 17 atau 18
tahun. Dan pula, usia 15 tahun masih memungkinkan untuk mendapatkan treatment
pada saat ada kekurangan dalam mendapat pendidikan.
Sistem
pendidikan Indonesia merupakan sistem pendidikan terbesar nomor keempat di dunia karena jumlah sekolah, siswa,
guru dan tenaga kependidikan sangat
banyak. Selain itu, keragaman budaya,
etis dan alam yang beragam menjadi tantangan dan keunggulan tersendiri bagi dunia pendidikan.
Namun bila dilihat dari kecenderungan skor PISA pelajar Indonesia tahun 2018 menunjukan penurunan di semua bidang, terutama bidang membaca. Kemampuan membaca mendapatkan skor 371 dari rata-rata 487, skor matematika = 379 dari rata-rata 487 dan skor sains mencapai 396 dari rata-rata 489. Secara keseluruhan Indonesia menempati urutan ke 70 dari 79 negara dengan skor 396 dari skor rata-rata 489. Hasil ini memberikan informasi bahwa Indonesia berada dalam posisi kuadran low performance dengan high equity. Selain itu terdapat ketimpangan performa belajar antara pelajar laki-laki dan perempuan tidak besar (gender gap in performance). Pelajar perempuan memiliki performa yang lebih baik di semua bidang.
Literasi
membaca diartikan sebagai kemampuan memahami dan menerapkan teks tertulis
untuk mengembangkan pengetahuan dan potensi serta berpatisipasi di dalam
masyarakat. Literasi
matematika didefiniskan sebagai kemampuan
menggunakan dan menafsirkan ilmu matematika pada
berbagai macam konteks nyata.
Literasi sains sendiri didefinisikan
sebagai kemampuan
individu untuk mencurahkan perhatian pada topik-topik yang terkait sains dan
gagasan sains untuk menjelaskan fenomena sains
dan merancang serta menafsirkan data ilmiah.
Entrepreneurship Bagi Siswa SMP Menumbuhkan Semangat Literasi
Peningkatan Skor PISA
PISA
tidak hanya mengukur kemampuan pengetahuan namun juga menguji penerapan
pengetahuan tersebut di dalam kehidupan
sehari-hari. PISA merupakan penilaian khusus yang
membantu perbandingan sistem pendidikan antaregara secara internasional. PISA
bertujuan mendorong negara-negara saling belajar satu sama lain mengenai sistem
pendidikan sehingga mampu membangun sistem persekolahan yang lebih baik dan
inklusif secara efektif.
PISA 2022 akan difokuskan pada matematika (klik di sini PISA 2022 Mathematics Framework, klik di sini PISA 2018 Assessment and Analytical Framework), peningkatan literasi guna menyongsong PISA yang akan dilaksanakan pada bulan Maret 2022 terus diupayakan semua pihak. Pemerintah, dalam hal ini direpresentasikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdibudristek) yang juga bekerja sama Kementerian Agama, melakukan kegiatan untuk meningkatkan kompetensi guru bahasa, matematika dan IPA serta memotivasi minat siswa terhadap pembelajaran berorientasi PISA termasuk membiasakan siswa membahas soal HOTS (High Order Thingking Skill atau Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi). Pusat Asesmen dan Pembelajaran (Pusmenjar) telah menyusun soal setara PISA yang dapat diakses secara langsung oleh guru dan siswa melalui aplikasi MOTIVASI.
Sedangkan soal PISA tahun 2018 dan sebelumnya dapat diakses melalui klik disini web resmi OECD.
Peningkatan kompetensi guru dapat dilakukan melalui
diklat dan webinar. Selain diklat secara formal di berbagai Unit Pelayanan
Teknis (UPT) Kemdikbudriset seperti Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) IPA, PPPPTK Bahasa dan PPPPTK
Matematika, guru dapat pula mengikuti pelatihan dan webinar gratis di KOCO Schools,
sebuah platform Digital Assigment.
KOCOSchools turut dalam peningkatan kompetensi guru sebagai pendidikan melalui program-program berkualitas.
#Kompetensi Guru #KOCO Schools #Platform Mengajar
Selain
menerapkan pembelajaran berorientasi PISA, aplikasi STEM (Science, Technology,
Engineering dan Math), motivasi peningkatan minat siswa dapat dilakukan
dengan kegiatan menarik seperti atraksi sains seru, program ekstrakurikuler,
pemanfaatan media sosial seperti tiktok, instagram atau youtube. Budaya
literasi juga dilaksanakan di kelas daring atau luring seperti program membaca buku
dan menceritakan kembali isi buku tersebut.
Selain menunjukan status literasi pelajar di Indonesia, skor PISA mencerminkan berbagai kondisi termasuk perilaku anak, cara guru mengajar dan lainnya. Hal ini lah yang harus menjadi cambuk untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia yang tentu saja bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tapi juga semua orang termasuk masyarakat dan individu di keluarga atau lingkungan terdekat.
Kepala Daerah, Bupati Kab. Subang, Jawa Barat, H. Ruhimat, Turut Bersinergi Dalam Mendukung Peningkatan Literasi
Klik di sini untuk mampir di ig JustMenong
Referensi : dari berbagai sumber
Foto & gambar : Dokumentasi pribadi, instagram PPPPTK IPA,PPPPTK Matematika
No comments:
Post a Comment
Assalamualaikum, teman!
Silakan tulis komentarmu di sini.
Jangan lupa pergunakan bahasa yang baik yaaa
Assalamualaikum, friends!
Please write your comments here.
Use good language.