Pengalaman Operasi Ablasio Retina Bagian 8

2 comments
Ablasio retina merupakan kondisi terlepasnya retina atau selaput jala dari posisi aslinya yang dapat menyebabkan kebutaan secara permanen karena retina kurang mendapat asupan oksigen dan nutrisi. Tak kurang dari tujuh tindakan operasi untuk membantu menempelkan retina mata kanan Zauji sudah kami lalui. Pengalaman operasi ablasio retina di RS Cicendo Bandung tak hanya menghantarkan kami ke bagian subspesialis retina namun juga bagian lain.

Hingga menjelang bulan ke-3 pasca operasi ketujuh, posisi retina masih belum pulih sepenuhnya, masih ada bagian yang basah sehingga dikhawatirkan retina akan lepas kembali bila silikon oksana HD dievakuasi dalam waktu dekat. 

Di bulan keempat pasca operasi ketujuh, tekanan bola mata Zauji mencapai angka 40. Prof. Arief S. Kartasasmita, dr., SpM (K), M.Kes.,M.M.,Phd memberikan rujukan untuk konsultasi dengan bagian subspesialis galukoma. Tekanan bola mata naik disebabkan penumpukan cairan yang bisa jadi akibat adanya silikon dalam mata yang terlalu lama. 

Bagian Glaukoma

Dokter subspesialis glaukoma, dr. Maula Rifada, SpM(K), menyarankan operasi pembuatan saluran untuk mengeluarkan cairan agar dapat menurunkan tekanan bola mata yang tentunya membahayakan. Sesuai jadwal klinik reguler BPJS, kami kembali berkonsultasi dengan bagian glaukoma. Berdasarkan catatan yang tertera direkam medis, dokter memberikan rekomendasi yang sama yaitu operasi. 

Berbeda dengan prosedur biasanya, kali ini pemeriksaan pra operasi dilakukan langsung pada hari itu juga tanpa harus menunggu H-3 operasi. Kami pun kembali melakukan pemeriksaan rutin seperti pemeriksaan lab (termasuk PCR), rontgen (hal ini tidak perlu karena rontgen bulan Juni 2020 masih berlaku), konsultasi di bagian penyakit dalam dan anestesi.

mata
Sumber : Pixabay

Menjelang sore, kami kembali ke klinik glaukoma. Dokter memberikan jadwal ±2 minggu yang akan datang. Karena hari sudah sore sehingga suasana klinik relatif sepi dibanding biasanya. Dengan pengalaman operasi ablasio retina hingga 7x, setelah kami diskusi panjang lebar dengan dokter jaga, akhirnya dokter jaga menyarankan agar kami kembali keesokan harinya untuk berdiskusi langsung dengan dokter kepala.

Kami pun kembali keesokan harinya dan Alhamdulillah berkesempatan bertemu lagi dengan dr. Maula. Beliau memahami kondisi dan kekhawatiran kami sehingga memberikan alternatif lain yaitu tindakan laser yang relatif lebih ringan dan insya Allah dapat menurunkan tekanan bola mata. 

Namun, tak berbeda jauh dengan operasi pembuatan saluran, tindakan laser ini tetap harus dilakukan saat mata ‘bersih’ dari silikon sehingga meski Prof Arief berencana menunda evakuasi silikon selama mungkin, dengan kondisi seperti ini tak bisa dihindarkan.

Bila ingin tekanan bola mata turun dengan tindakan laser maka evakuasi silikon harus dilakukan namun bila evakuasi silikon dilaksanakan, kemungkinan retina belum menempel sempurna masih bisa terjadi.

Saya dapat merasakan kebimbangan dan keengganan Zauji karena rasa khawatir terhadap kondisi retina bila ternyata tak menempel sempurna.

Obat Tetes Mata Timol dan Glaupen

Dokter pun memberikan waktu kepada kami untuk berpikir dan memberikan obat penurun mata selain timol, yaitu obat tetes mata glaupen. Dan kami dijadwalkan untuk kembali konsultasi di hari Senin.
obat tetes mata timol


Kembali ke rumah dengan segala macam rasa yang tidak bisa dijabarkan. Zauji mengingatkan bahwa ikhtiar yang harus dilakukan pertama kali adalah ikhtiar langit. Segala segala sesuatu milik Allah maka Allah juga yang akan menyembuhkan segala penyakit yang kita rasa. Kita hanya bisa ikhtiar maksimal dengan berobat di rumah sakit terbaik dan dokter terbaik.

Hari Senin kami kembali ke RS Cicendo. Hasil visus menyatakan bahwa tekanan mata Zauji di bawah 20. Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Yang Maha Menggenggam Segalanya termasuk mata kita.

Karena Zauji merupakan pasien bagian retina maka kami pun kembali ke klinik retina. Hasil pemeriksaan dengan dokter kepala menyatakan sehingga penundaan operasi dikabulkan. Hal ini tentunya sangat melegakan.

Selanjutnya kami harus kembali kontrol secara rutin di klinik glaukoma untuk memastikan tekanan bola mata tetap stabil. Di klinik Paviliun RS Cicendo, kami bertemu dengan Dr. dr. Andika Prahasta, SpM(K), M.Kes, dokter subspesialis senior glaukoma, selama ± 2 bulan kami berkonsultasi. Setelah tekanan bola mata relatif stabil di kisaran 20-an, kami kembali ke bagian subspesialis retina.

Meski merasa lelah dengan segala urusan selama mendapatkan pengalaman ablasio retina, kami tetap berharap ada titik kesembuhan bagi mata kanan Zauji. Allah-lah Yang Maha Menggenggam Segalanya. Segala daya upaya termasuk ikhtiar dengan pemeriksaan lanjutan untuk mengecek kondisi retina insyaallah akan kami tempuh.

Related Posts

2 comments

  1. Assalamualaikum, kebetulan sy ablasia retina juga Sudah 2 Kali operasi, gimana kondisi nya sekarang?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waalaikum salam..kondisi sudah 0% kak...cerita lengkap bisa dibaca hingga postingan di tahun 2024

      Delete

Post a Comment