Juli 2018, kali kedua saya menginjakan kaki di Pulau
Sumatera, kali ini di ibukota provinsi Sumatera Utara, Medan. Terkenal sebagai
kota besar dengan segudang kesibukannya, ternyata Medan menyimpan daya tarik sendiri
terutama di bidang wisata sejarah.
Istana Maimun, destinasi pertama saya. Terletak tak jauh dari
tempat kami menginap, saya dan teman memutuskan untuk berjalan kaki sambal menikmati
indahnya sore hari kota Melayu Deli ini.
Terletak di Jalan Brigjen Katamso No 66, Istana Maimun buka setiap
hari dari mulai jam 08.00 – 17.00 WIB, Istana Maimun mengundang bolangers untuk
berkenalan dengan ikon kota Medan ini. Didominasi dengan warna kuning, istana berluas ± 2.722 m2 ini memiliki arsitektur
khas budaya melayu islam dengan eropa. Warna kuning sendiri memiliki makna khas
Melayu dan warna kebesaran kerajaan Deli. Lengkungan (arcade) pada
bagian atap yang menyerupai perahu terbaik menjadi ciri bangunan islam seperti
halnya bangunan di kawasan Timur Tengah.
![]() |
Singgasana Sultan |
Disambut tangga berlapis marmer yang didatangkan langsung
dari Italia, bolangers dapat menikmati langsung ruangan penuh dengan perabotan
dan hiasan khas istana. Setiap ruangan tentunya memiliki fungsi masing-masing
seperti penobatan raja atau menerima tamu.
Didirkan pada tanggal 26 Agustus 1888, istana ini memiliki 2
lantai, 30 ruangan dan 3 bagian yaitu bangunan induk singgasana raja, sayap
kanan dan sayap kiri. Istana ini merupakan peninggalan Kesultanan Deli yang
didirikan Sulan Mahmoed Al Rasyid Perkasa Alamsyah yang merupakan keturunan
ke-9 Kesultanan Deli.
![]() |
Sudut Istana |
Tak dapat dipungkiri, keindahan istana ini masih terpancar. Setiap
detil dan ornament unik terasa menyegarkan mata. Di ruangan utama seluas ± 412 m2, bolangers dapat melihat dan berfoto
berlatar tahta yang didominasi warna kuning.
![]() |
Berfoto |
Bolangers
juga dapat menyewa pakaian putri Kesultanan Deli selama mengunjungi museum. Bertarif
Rp.60.000, bolangers dapat memilih warna dan corak yang sesuai dengan pilihan
dan berjalan-jalan mengelilingi istana sambal mengenakan pakaian khas putri sultan.
Setiap sudut istana dapat bolangers jadikan spot untuk berfoto.
Di luar istana, membentang lapangan yang cukup
luas dan tempat membeli oleh-oleh. Lapangan ini kerap digunakan untuk berbagai
acara. Di halaman istana terdapat meriam punting yang menurut hikayat merupakan
jelmaan putri hijau sebagai penjaga istana dari serbuan raja Aceh.
Referensi : Disarikan dari berbagai sumber
Foto : Dokumentasi pribadi
No comments:
Post a Comment
Assalamualaikum, teman!
Silakan tulis komentarmu di sini.
Jangan lupa pergunakan bahasa yang baik yaaa