8 Fakta Lahang, Minuman Isotonik Tradisional Khas Sunda

Post a Comment
Saat jalan-jalan di car free day Dago, Bandung, bila beruntung teman Menong bisa bertemu dengan penjual lahang, minuman khas sunda. Ini fakta tentang lahang yang perlu teman Menong tahu.

Lahang terbuat dari nira atau air sadapan sari aren. Pohon aren atau enau atau Arenga pinnata banyak tumbuh di lereng gunung dan tebing sungai. 

Pohon ini berbatang tinggi tumbuh sampai 25 m dengan dengan batang kokoh berdiameter 65 cm. Pohon aren atau enau merupakan pohon palma yang memiliki banyak manfaat dari mulai daun, buah hingga batangnya. Secara alami, pohon aren mengeluarkan air manis dan banyak diolah menjadi gula aren. 

Bagian bunga jantan pohon aren disadap di pagi hari untuk dijadikan lahang. Lahang merupakan isotonik  tradisional yang mengandung sukrosa, protein, serat, asam amino dan vitamin. Lahang memiliki pH 8 – 9 dan akan semakin menurun atau menjadi asam saat didiamkan. 
Penjual lahang di Dago car free day

Lahang berwana agak keruh dan dijual dengan menggunakan bambu panjang atau lodong yang disangga di bahu sang penjual. Penjual lahang kini jarang ditemui, selain di Dago car free day, lahang juga dapat ditemui di Taman Hutan Raya (Tahura) Ir. H.Juanda atau biasa disebut Dago Pakar.

Segelas lahang, penghilang dahaga

Nenek penjual lahang di Dago Pakar

Harga satu gelas lahang Rp.5.000 dan lumayan bisa menghilangkan dahaga karena airnya segar dan terasa manis. Namun teman Menong harus berhati-hati, lahang yang didiamkan akan mengalami fermentasi dan menjadi khamr karena mengandung alkohol. Khasiat lahang diantaranya mengatasi sembelit, menurunkan demam, kesehatan tulang, melancarkan ASI, menyegarkan tubuh, menghangatkan badan.

Related Posts

Post a Comment