Nikah Sederhana di Rumah

Post a Comment
Setiap orang pastinya memiliki impian untuk menggelar pernikahan yang berkesan dan dikenang seumur hidup. Sebetulnya bisakah nikah sederhana di rumah saja? 455

Tabungan Nikah

Saya termasuk orang yang menikah di usia yang sudah matang (mungkin bisa dikategorikan 'terlambat'). Kondisi ini membuat saya seringkali lebih dulu mendapatkan undangan pernikahan atau turut serta menjadi bagian dari pagar ayu yang kedekatan saya dengan calon pengantin. 

Dan akhirnya saya sering kali mendapatkan bocoran terkait biaya nikah yang harus disiapkan. Meski bukan generasi sandwich, jujur saja saya tak banyak memiliki tabungan yang dipersiapkan untuk menikah nanti apalagi menyiapkan dana hingga ratusan juta.

Sederhana

Di tengah gemerlapnya pesta pernikahan keluarga, kerabat dan teman-teman, ada satu pernikahan sederhana yang membuat saya berkesan dan menyadari bila modal nikah bisa sesederhana itu. Pernikahan tetangga yang sudah bak keluarga ini digelar di sebuah mesjid kecil di sebuah kampung jauh dari Kota Bandung.

Tak banyak yang diundang. Dari rombongan pengantin pria, mungkin tak lebih dari 20 orang (termasuk saya) yang datang menghantarkan. Tak ada rombongan pagar ayu dan hiasan meriah yang menyambut kami. Kami tiba di halaman masjid yang berada di sebuah gang di belakang kantor Polsek. 

Barang bawaan kami persiapkan tanpa kotak seserahan indah yang lazimnya dibawa keluarga calon pengantin pria. Prosesi berjalan lancar tanpa banyak seremoni. Hanya ada sambutan dari kedua belah pihak dan rangkaian rukun nikah hingga kedua mempelai sah sebagai suami istri.

Resepsi Sederhana

Usai ijab kabul, keluarga mempelai wanita mempersilakan kami untuk menikmati hidangan. Kami berjalan kaki menuju sebuah rumah tak jauh dari mesjid. Rumah yang kami tuju sangat sederhana. Kami diarahkan untuk langsung menuju tempat sajian dihidangkan.

Tak ada hiasan dekorasi dan kursi pelaminan yang biasa dipasang saat ada sebuah resepsi pernikahan. Karena tak banyak tamu, antrian tak begitu panjang meski begitu kami berdesakan di ruangan yang memang tak seberapa luas. Kami bahkan bisa mengintip kesibukan tim dapur di balik ruangan.

Menu yang disajikan pun tergolong sederhana, nasi putih, ayam suwir, sop ala rumahan, kerupuk dan jeruk. Kami duduk di teras dengan kursi seadanya. Nikah sederhana di rumah tak mengurangi kebahagiaan semua orang. 

Bulan berikutnya, saya diajak kakak sepupu untuk menemani beliau menghadiri sebuah undangan pernikahan tak jauh dari rumah kami. Kali ini akad nikah dilangsungkan di rumah mempelai wanita. Rumah sederhana dengan bangunan asli perumahan yang belum sempat direnovasi.

Para tamu undangan duduk di jejeran kursi di bawah tenda yang digelar di depan rumah. Kursi pelaminan sederhana dipajang di teras rumah. Kursi hajatan plastik yang juga dipakai sebagai tempat duduk para tamu undangan. Hidangan disajikan di ruang tamu. Tak ada dekorasi yang mencolok mata namun begitu semua tersenyum bahagia. Kami menyalami kedua pengantin dengan rasa haru.

Barulah saya menyadari, ternyata nikah sederhana di rumah bisa terwujud asalkan semua pihak mau menerima. Toh, semua berjalan sesuai syariat dan tak berkurang khidmatnya.
Newest Older

Related Posts

Post a Comment