Sebelum menikah saya memang tidak pernah menerapkan pembukuan keuangan. Namun begitu, sadar diri bukan berasal dari keluarga berada, saya sudah terbiasa dengan hidup sederhana dan tak terlalu ‘ngoyo’ untuk memiliki sesuatu yang tak bisa saya jangkau. Jadi sebenarnya, cara hidup hemat dalam rumah tangga sudah biasa saya terapkan. 370
Kesepakatan Pranikah
Sebelum menikah, saya dan Zauji membuat beberapa kesepakatan pranikah termasuk bagaimana pengelolaan keuangan rumah tangga nantinya.
Kami mulai menginventarisir sumber penghasilan dan bagaimana mengatur pengeluaran setiap bulannya. Pendapatan Zauji sendiri dibagi tiga untuk pengeluaran rutin bulanan, modal usaha dan menambah tabungan setiap bulannya.
Gaji saya pribadi digunakan untuk menambah pengeluaran rutin bulanan sedangkan honor lembur yang terkadang saya dapatkan dialokasikan untuk tabungan. Dan kami sepakat Zauji-lah yang mengelola keuangan kami berdua karena jujur saja saya tak pandai menngatur uang.
Deal!!!
Tabungan Bulanan
Saya dan Zauji masih tinggal di rumah Ibunda Zauji. Kondisi ini memang sesuai kesepakatan sebelum menikah dulu. Alasan utama karena Ibunda Zauji yang sudah sepuh (tahun ini mencapai usia 80 tahun) tinggal sendirian. Kami juga bolak balik beberapa hari sekali ke rumah Ibunda yang juga tinggal sendiri.
Seperti pasangan pada umumnya, kami juga bercita-cita memiliki rumah sendiri. Alhamdulillah setiap bulan kami bisa menyisihkan uang sebagai tabungan rumah karena kami berkomitmen menjauhi segala jenis cicilan.
Kami juga harus memikirkan bagaimana melunasi biaya haji yang rencananya dijadwalkan keberangkatan 2027. Meski tak banyak, Alhamdulillah, tabungan untuk haji diusahakan untuk terisi setiap bulannya.
Pengeluaran Rutin
Selain belanja untuk keperluan dapur, fasilitas listrik, air, wifi, dan telepon di dua rumah (rumah Ibunda dan Ibunda Zauji), kami juga harus menyediakan uang untuk keperluan Ibunda yang masih berobat hingga kini.
Terlebih lagi pasca kanker payudara, hasil CT scan menunjukan ada gumpalan di otak kiri sehingga tangan dan kaki bagian kanan tidak berfungsi, belum lagi gangguan ginjal yang menyebabkan tangan dan kaki bengkak karena cairan tubuh tidak bisa keluar secara alami. Biaya pengobatan menjadi membengkak dan membuat kami harus lebih pandai mengelola keuangan.
Sepakat menerapkan cara hidup hemat dalam rumah tangga bukan berarti menahan diri dari segala hal karena memanfaatkan uang untuk kebaikan sejatinya menjadi bagian dari bentuk syukur kepada Allah SWT atas rizki yang berikan-Nya. Hanya saja, pilah dan pilih mana kebutuhan primer/kebutuhan mendesak/kebutuhan tambahan. Tips apa yang biasa saya dan Zauji lakukan? Yuks, intip😍
Terima kasih banyak untuk tulisan yang menarik ini, mbak. Aku juga rencananya ingin mengobrol banyak dengan pasanganku, khususnya tentang pengelolaan keuangan. Karena sama dengan mbak, saya juga ingin menyisihkan keuangan untuk tabungan haji sesegera mungkin setelah menikah. Bagi tips untuk mulai menabung untuk haji, dong
ReplyDelete