Akhir tahun 2022, saya dan Zauji jalan-jalan ke Palembang untuk mengunjungi teman lama yang memang tinggal di sana. Begitu tiba di bandara dan meluncur menuju hotel, kami baru melihat LRT Palembang yang nampak megah. 780
Lintas Rel Terpadu
LRT (Light Rail Transit) atau Lintas Rel terpadu merupakan suatu sistem trasnportasi yang difungsikan sebagai angkutan massal dengan ciri konstruksinya yang ringan dan berada dalam jalur lintasa khusus yang disebut trem.
Bagi teman Menong yang tak bisa membedakan LRT dan MRT (Mass Rapid Transit), keduanya memang nampak serupa. Secara sederhana LRT dan MRT dapat dibedakan dari jangkauannya. LRT memiliki jangkauan terbatas sedangkan MRT melayani jangkauan luas.
LRT hanya menggunakan lintasan layang berbeda dengan MRT yang dapat menggunakan lintasan layang dan bawah tanah.
LRT merupakan sebuah terobosan baru di dunia transportasi dan mulai beroperasi sejak tahun 1972. Di Indonesia sendiri LRT mulai ada sejak tahun 2018. Kota pertama yang memiliki LRT adalah Palembang yang dibuat untuk mendukung terlaksananya Asian Games 2018. LRT Palembang hanya memiliki satu rute saja yaitu bandara - stadion tempat diselenggarakannya Asian Games.
LRT yang melayani rute Jabodetabek menyusul di tahun 2023 dengan 18 titik untuk mengurai kemacetan di Jakarta dan sekitarnya. Kota-kota lainnya seperti Surabaya, Makassar, Medan dan Bandung diperkirakan menyusul.
Halte LRT
Begitu tiba di hotel, Zauji mengajak saya untuk mencoba LRT Palembang atau Light Railway Transportation kebanggaan Palembang. Awalnya kami berniat mencoba LRT sejak keluar dari bandara. Hanya saja, ternyata hotel yang kami pilih tak dilalui rute LRT.
Seperti biasanya Zauji mencari informasi bagaiman kami bisa menjajal LRT. Akhirnya dengan bantuan google maps kami berjalan menuju halte terdekat yaitu Garuda Dempo yang ditempuh dalam waktu 20 menit atau sekitar 1,7 km (jauhh yaaaa!😩).
Sebetulnya saya tidak terlalu menyukai jalan sejauh itu tapi Zauji meyakinkan saya untuk menikmati kota Palembang lebih dekat lagi. Meski masih capek, kami berjalan berdua menyusuri jalan. Hotel tempat kami menginap berada di jalan utama yang penuh dengan perkantoran dan kuliner.
Karena sama-sama tak memiliki pengalaman naik LRT, tentunya kami berdua kebingungan saat tiba di stasiun Garuda Dempo yang megah. Untuk membeli tiket dan naik LRT kami harus naik ke lantai 2 yang dapat ditempuh menggunakan lift atau eskalator. Jujur saja, kami berdua terkagum-kagum dengan fasilitas stasiun ini.
Di luar dugaan, kami juga disambut Duta LRT yang khusus memberikan informasi kepada penumpang yang masih belum familiar dengan LRT ini. Saya belum pernah menemukan duta seperti ini di tempat lain. Benar saja, duta yang bertugas benar-benar membantu setiap calon penumpang yang kebingungan.
Tiket LRT bisa dibeli langsung di konter yang tersedia atau masuk langsung menggunakan e-money. Hanya ada satu e-money yang kami miliki. Berhubung Zauji tak memiliki kartu e-money, akhirnya Zauji membeli tiket langsung dengan harga hanya Rp. 5000 saja untuk tujuan manapun kecuali tiket tujuan Bandara dikenakan Rp. 10.000.
Tiket ini terbilang murah ya mengingat jarak yang lumayan jauh, fasilitas yang sangat bagus dan pastinya anti macet.
Kami memilih Stasiun Jakabaring sebagai destinasi akhir karena kami perlu survei pool travel yang kami pilih untuk pulang nanti. Selain itu kami ingin melihat kemegahan stadion kebanggaan Indonesia dari dekat.
Rute LRT Palembang
Lagi-lagi saya dibuat kagum dengan segala fasilitas stasiun LRT. Karena kereta masih akan tiba 15 menit lagi, kami masih harus menunggu di lantai 2. Area tunggu sangat luas, lengkap dengan kursi, toilet, mushola, nursing room yang bersih dan memadai. Tak ada bayangan semrawutnya sebuah stasiun. Semua serba teratur.
Menjelang kedatangan kereta (kurleb 5 menit), petugas mempersilakan kami untuk naik ke lantai 3 lewat lift atau ekskalator. Kami pun menunggu tak begitu lama. Peron 2 ditujukan untuk arah Jakabaring sedangkan peron 3 ditujukan untuk arah bandara.
LRT Sumatera Selatan atau LRT Palembang mulai dioperasikan bulan Agustus 2018 saat Asian Games yang diselenggarakan di Kompleks Jakabaring berlangsung.
Memiliki rute sepanjang 24,5 km antara Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II dengan tempat perhelatan, LRT yang dikelola PT KAI ini melewati 13 stasiun dan 1 depo. Sebanyak 14 set kereta yang terdiri dari 3 kereta untuk setiap rutenya, LRT mampu membawa hingga 250 penumpang.
LRT Palembang
Secara fisik, LRT sangat terawat. Tak banyak penumpang dalam satu gerbong. Kami bisa duduk dengan nyaman.
Sepanjang perjalanan menuju Jakabaring, kita disuguhi pemandangan Kota Palembang dari ketinggian. Ini adalah kali kedua saya berkunjung ke Palembang namun karena kunjungan pertama hanya menyisakan sedikit waktu untuk jalan-jalan, rasanya kali kedua ini akan lebih seru.
Gerbong LRT nampak lengang dan mulai penuh saat memasuki stasiun Ampera yang memang berdekatan dengan pusat kota Palembang yaitu Jembatan Ampera dan lainnya.
Kami turun di stasiun Jabaring menjelang magrib sehingga kami memutuskan kembali membeli tiket dan kali ini memilih stasiun Demang sebagai tujuan akhir dan meneruskan pulang ke hotel dengan taksi online. Ternyata asik ya menjajal LRT Palembang😍
Post a Comment
Post a Comment