Saya dan Zauji jarang sekali melancong ke Jakarta karena memang tak banyak kerabat yang bisa dikunjungi. Salah satu cita-cita saya adalah mengunjungi kebun binatang Ragunan yang menjadi salah satu kebun binatang terbesar di Asia Tenggara. Telah lama berjanji, akhirnya Zauji menepati untuk mengajak saya ngabolang ke Jakarta.
Sebetulnya kami berdua masih harus menuntaskan kegiatan di Depok. Berhubung tak jauh dari hotel ada stasiun KRL, Zauji mengajak saya untuk menjajal transportasi yang menghubungkan Jabodetabek ini.
Ini adalah kedua kali kami mencoba Kereta Rel Listrik atau Commuter Line yang sehari-hari digunakan sebagai transportasi massal dan murah meriah warga Jabodetabek. Karena sudah berpengalaman, Zauji sudah menyiapkan kartu e-money untuk kami berdua. Kami naik di Stasiun Pondok Cina, Margonda Depok ke Stasiun Pasar Minggu lalu melanjutkan dengan angkutan kota (saya lupa lagi nomornya).
Jalan-jalan ala Zauji memang memiliki definisi jalan-jalan sesungguhnya tanpa transportasi online versi saya.
Kebun Binatang Ragunan terletak di Jalan. Harsono RM Dalam No.1, Ragunan, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Kebun Binatang Ragunan menjadi destinasi wisata favorit tak hanya bagi warga Jakarta namun juga siapapun yang datang ke ibukota. Ruang hijau seluas 147 hektar ini memiliki multi fungsi tak hanya sebagai ruang edukasi namun juga tempat berolah raga, atau sekedar berjalan-jalan santai.
Sejarah Ragunan
Kebun Binatang Ragunan merupakan salah satu paru-paru kota karena rindangnya pepohonan. Cikal Kebun Binatang Ragunan bermula sejak tahun 1864 saat Raden Saleh memprakarsai berdirinya kebun binatang bernama Planten en Dierentuin di kawasan Cikini, Jakarta Pusat.
Pada tahun 1966, kebun binatang ini dipindahkan ek kawasan Ragunan, Jakarta Selatan yang memiliki lahan lebih luas. Kebun Binatang Ragunan memiliki banyak koleksi satwa tak hanya dari Indonesia namun juga dari mancanegara.
Di usia yang lebih dari satu abad, Ragunan menjadi salah satu kebun binatang tertua di Asia dan menjadi rumah bagi lebih dari 2.000 ekor satwa, dari kurang lebih 200 spesies mamalia, burung, reptil, hingga primata.
Jam Operasional dan Tiket
Jam operasional Kebun Binatang Ragunan atau Taman Margasatwa Ragunan adalah hari Selasa hingga Minggu, pukul 07.00 - 16.00 WIB. Jadwal ini mungkin bervariasi saat ada libur nasional atau khusus, seperti saat libur Lebaran 2025 yang dibuka lebih pagi mulai pukul 06.00 WIB. Hari Senin merupakan hari libur atau tutup untuk satwa.
Saat pandemi Covid 19, Ragunan sempat buka dan hanya menerima kunjungan bagi pengunjung ber-KTP DKI Jakarta. Saya dan Zauji tiba di pagi hari saat loket tiket baru saja dibuka dan mengantri untuk membeli tiket seharga Rp4.000 untuk dewasa dan Rp3.000 untuk anak-anak.
Tiket ini hanya bisa dibeli menggunakan kartu pembayaran digital seperti JakCard atau QRIS melalui aplikasi resmi. Akhirnya Zauji membeli JakCard berikut saldo untuk membayar tiket.
Kendaraan yang masuk dihargai tiket. Sepeda Rp1.000, motor: Rp3.000 dan mobil: Rp6.000. Harga ini sangat murah karena Kebun Binatang Ragunan dimiliki oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang dikelola Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Provinsi DKI Jakarta. Tak heran fasilitas publik ini sangat lengkap sehingga diminati.
Dan pengunjung datang dari berbagai latar belakang dan status. Tak hanya pasangan gabut seperti kami atau keluarga yang sedang berekreasi namun juga dari pelajar, komunitas pecinta hewan, atau fotografer satwa yang ingin mengabadikan momen terbaik satwa dalam jepretan lensa kamera.
Koleksi Ragunan
Saya dan Zauji yang terbiasa dengan koleksi yang dimiliki Kebun Binatang Bandung dibuat takjub dengan keberadaan satwa koleksi Ragunan. Apa saja ya koleksinya?
Satwa endemik Indonesia seperti orangutan primata cerdas khas Kalimantan dan Sumatera, bekantan monyet berhidung panjang asal Kalimantan yang menjadi maskot Dunia Fantasi atau DUFAN, komodo reptil purba dari Nusa Tenggara Timur yang dikenal sebagai kadal terbesar di dunia, harimau Sumatera predator langka dan gajah Sumatera: hewan besar yang jinak dan sering menjadi ikon wisata satwa.
Saya bahkan baru tahu ada orangutan Sumatera.
Tak hanya itu, Ragunan koleksi satwa yang tak ada di Indonesia seperti seperti zebra, jerapah, burung unta, dan berbagai burung eksotis.
Kebun binatang Ragunan memiliki Pusat Primata Schmutzer, sebuah kawasan khusus untuk primata yang dirancang dengan konsep modern tempat gorila, simpanse, hingga owa dengan habitat yang lebih alaminya.
Fasilitas
Kami berjalan berkeliling sampir dua jam lamanya. Suasana asri membuat angin bertiup memberikan kesejukan. Selain taman satwa, teman Menong bisa menyewa sepeda atau naik kereta keliling untuk menjelajah setiap sudut Ragunan. Kebun binatang Ragunan juga menyediakan banyak spot untuk anak bermain yang aman.
Teman Menong yang lelah dapat menikmati jajanan baik camilan atau makanan berat seperti nasi pecel yang digelar di beberapa sudut. Hal yang saya sukai adalah kondisi yangn bersih dan harga makanan yang terpampang jelas dengan harga normal sehingga pengunjung tak akan merasa kena prank.
Saya dan Zauji mencoba nasi pecel dan duduk lesehan di pinggiran taman sambil beristirahat karena capai berkeliling. Dekat gerbang Pintu Barat masuk, teman Menong bisa membeli suvenir Ragunan.
Gunakan alas kaki dan pakaian yang nyaman karena area Ragunan sangat luas. Bagi teman Menong yang membawa anak kecil dan lansia poin ini patut diperhatikan.
Edukasi dan Konservasi
Kebun Binatang Ragunan memiliki peran penting dalam bidang edukasi dan konservasi dengan berbagai program yang diluncurkan.
Tak heran bila teman Menong akan bertemu dengan rombongan pelajar yang datang untuk mempelajari keanekaragaman hayati, perilaku hewan, hingga isu-isu konservasi.
Kebun Binatang Ragunan bekerja sama dengan lembaga konservasi lain berperan aktif dalam upaya penyelamatan satwa langka seperti merawat satwa hasil sitaan perdagangan ilegal.
Post a Comment
Post a Comment