Siapa yang hobi baca buku?

Post a Comment
 
Setiap kali harus menuliskan hobi, saya selalu menyebut baca buku dalam urutan pertama. Meski kini, buku fisik sudah langka saya pegang namun kesukaan saya membaca tak pernah lekang. Tak terhitung buku yang sudah saya lahap sedari kecil. Karena keterbatasan dana, saya sangat jarang membeli buku. 

Taman Bacaan

Untuk memenuhi dahaga akan membaca buku, saya sudah menjadi anggota Taman Bacaan sejak masih duduk di kelas 2 SD.
Saya kerap keluyuran sendirian bila ingin bermain ke rumah teman yang jaraknya lumayan jauh (dulu aman dan cukup berjalan kaki saja,ya!). Di perjalanan ini lah saya banyak menemukan Taman Bacaan yang menyediakan aneka buku dari mulai komik (karya Tatang S bertema pahlawan super dengan kearifan lokal hingga siksa neraka) atau aneka majalah. 

Hobi ini berlanjut hingga saya dewasa terutama karena saya menemukan ‘teman seperhobian’ baca buku yaitu kakak sepupu saya yang usia nya terpaut 4 tahun lebih tua. Kami bahkan sempat menjadi pelanggan tetap Perpustakaan ITB dan The British Council yang terbuka untuk umum serta Taman Bacaan Hendra, taman bacaan tertua di Kota Bandung.

Toko Buku Gramedia

Kakak sepupu juga memperkenalkan kami pada salah satu toko buku legendaris Indonesia, Toko Buku Gramedia, yang saat itu masih berupa bangunan sederhana seperti gudang. Kami biasa berjalan kaki beriringan dari rumah melewati Lapangan Gasibu dan menyusuri Jalan Dago. Dahulu angkutan umum masih belum lazim dan kami (pastinya) tak punya cukup uang. Jarak yang lumayan jauh bagi kami para bocil seolah tak dihiraukan.

Kondisi jalanan masih relatif sepi dan aman bahkan bagi anak-anak, berbeda jauh dengan saat ini yang ramai dengan lalu lalang kendaraan dan rawan kejahatan.

Di sana, kami bebas membaca komik kesukaan kami yang diterbitkan berseri. Satu kenangan yang tak bisa saya lupakan saat saya tak sengaja menyobek sebuah tabloid saat kakak sepupu saya membayar belanjaan kami yang tak seberapa di kasir. Alhasil, kakak sepupu saya harus membayar tabloid itu sebesar Rp.1.500, nominal yang lumayan saat itu.

Tak ada kegiatan yang menyenangkan selain baca buku bahkan saya kuat tak bermain berlarian dengan teman-teman asal ditemani setumpuk buku yang akan saya baca dalam waktu singkat.
Newest Older

Related Posts

Post a Comment