Pengalaman Operasi Ablasio Retina Bagian 16

13 comments
Pengalaman operasi ablasio retina membuat kami sering bersilaturahim dengan para dokter di RS Cicendo Bandung. Ablasio retina merupakan lepasnya retina sehingga menimbulkan gangguan penglihatan dengan tiba-tiba. Rangkaian ikhtiar telah kami lakukan ari mulai pemasangan silicon oil 1300 cSt, silicon dengan viskositas paling ringan, silicon oil 5000 cSt, penyuntikan gas CF6, sceral buckling dan silicon HD, silicon dengan viscositas terberat. Pasca operasi ke-7, Zauji mulai beradaptasi dengan keadaan sejak kontrol terakhir kami berdua sudah bisa beraktivitas seperti biasa kecuali menghindari bepergian di waktu malam.

Kontrol Terakhir

Kontrol terakhir Zauji di Poli Retina, RS. Mata Cicendo berakhir dengan hasil analisis dari pemeriksaan Electroretinography (ERG). ERG atau Electroretinography (Elektroretinografi) merupakan pemeriksaan mata yang dapat mengukur respons listrik sel mata yang peka terhadap cahaya. 

Sel yang merupakan bagian dari retina ini disebut batang dan kerucut. Kerucut bertanggung jawab atas rasa sensitif mata terhadap warna. ERG digunakan untuk mengetahui kondisi retina termasuk kondisi sel di area makula pada retina. 
Hasil Pemeriksaan ERG

Dokter Made Indra Widyanatha, SpM (K) menyarankan kami untuk kontrol per 3 bulan saja mengingat perawatan untuk mata kanan Zauji sudah maksimal. Fokus kami selanjutnya menjaga mata kiri agar tetap sehat dan berfungsi dengan baik. 

Kali ini kami berkunjung di klinik paviliun di hari Rabu pagi menyesuaikan waktu luang agar tidak mengganggu jadwal saya bekerja. Qodarullah, dr. Arief. S. Kartasasmita, Sp.M(K) sedang berhalangan sehingga kami kembali bertemu dr. Indra. Karena sudah sangat mengenal Zauji dengan baik, pemeriksaan berlangsung santai dan lebih banyak diisi dengan tanya jawab. 

Papil dan Silikon

Alhamdulillah, setelah sekian lama, kondisi tekanan bola mata kanan dan kiri selalu berada di kisaran nilai normal. Zauji sendiri masih disiplin menggunakan timol setiap pagi dan malam hari plus glaupen di waktu-waktu tertentu. Dan hasilnya tekanan mata cenderung stabil sesuai standar 10 - 21, kanan = 17 dan mata kiri = 13. 

Kondisi papil memang cenderung memucatkan dan tidak bisa dihindari karena reaksi alami akibat lepasnya retina secara berulang dan penggunaan silikon. Kondisi papil merupakan kondisi yang irreversible, tidak bisa dikembalikan pada kondisi sebelum sakit. Salah satu caranya menjaga kondisi tersebut hanya dengan pemberian pelindung papil berupa obat syaraf mata. 

Karena kondisi stabil, dokter Indra menyatakan kontrol selanjutnya dalam waktu 6 bulan kecuali ada keluhan seperti mata sakit. Meski saya perhatikan, dalam waktu 3 bulan ini, mata Zauji relatif aman dari keluhan seperti silau, mata merah atau berair karena mungkin sudah mulai beradaptasi dengan adanya silikon. Dokter Indra sendiri mengatakan bahwa sebenarnya silikon memiliki properti anti infeksi, namun sebagai benda asing dalam mata, tentunya silikon tetap akan menyebabkan efek samping reaksi tubuh seperti mata merah dan glaukoma (tekanan bola mata tinggi) bila terlalu lama tidak dievakuasi. 

Seperti biasa, dokter Indra juga menanyakan kondisi kaca mata apakah masih nyaman dipakai atau tidak. Karena kondisi cukup stabil, dokter Indra hanya meresepkan obat penurun tekanan bola mata yaitu timol dan glaupen, serta vitamin syaraf mata untuk menjaga papil. 
Timol Minidose

Lazy Eyes

Dalam kesempatan itu pun saya menanyakan tentang peluang mengoptimalkan mata kanan dengan penggunaan eye patches yang biasa digunakan untuk lazy eyes. Ternyata saya salah memahami lazy eyes seperti yang saya baca di internet. 

Dokter Indra menerangkan bahwa lazy eyes biasanya terjadi bila seseorang baru menggunakan kacamata di usia dewasa meski telah memiliki gangguan mata sejak masa kanak-kanak. Otak akan lambat memproses penglihatan dengan baik sehingga seakan-akan mata tidak bekerja. Dalam kondisi Zauji, sebetulnya tidak dikategorikan sebagai lazy eyes. 

Sebetulnya saya sudah membeli eye patches di toko online karena permintaan Zauji yang sesekali ingin membiasakan agar mata kiri tidak terlalu terfokus untuk ‘dipaksa’ digunakan menggantikan fungsi kedua mata. Sampai saat ini, eye patches yang saya beli belum sempat Zauji pakai. 

Bersyukur di segala keadaan. Sering kali kami merasa takjub, betapa tubuh manusia akan beradaptasi dengan mudah di saat ada kekurangan. Zauji sendiri masih mengantar saya kemana-mana dengan menggunakan sepeda motor. Pengalaman operasi ablasio retina tidak menjadi batasan bagi Zauji. Intinya adalah bersyukur di setiap keadaan. Alhamdulillah ala kulli hal.  Apapun yang terjadi di kontrol berikutnya, Insyaaallah menjadi catatan amal sholeh bagi kami berdua.

Related Posts

13 comments

  1. Halo boleh saya bertanya? Kalau boleh tahu zauji awalnya minus berapa ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah menjawab, jikalau boleh tau mas zauji umur berapa ya?

      Soalnya saya baru sebulan yg lalu periksa ke dokter terkait dengan retina dan diambil tindakan laser. Semoga allah selalu menjaga kita sepanjang hayat aamiin

      Delete
    2. 42 tahun pak, katanya kasus ablasio retina justru lebih sulit pada usia muda

      Delete
  2. Halo kak apakah kakak punya no wa atau Instagram? Saya mau bertanya tanya soal ablasio retina, dan apakah silikonnya sudah dievakuasi?

    ReplyDelete
  3. Saya ingin bertanya soal ablasio Retina, Mohon DM saya di Instagram @pinkyannisaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sudah ya kak

      Semoga membantu

      Semangat sehat ya

      Delete
  4. assalamualaikum saya membaca semua disini yg ceritakan ttg ablasio retina dan operasi operasinya...semoga apapun hasilnya selalu tetap semangat ya ..
    anak saya juga keliatannya gejala spt itu dikarenakan banyak hal ..tp dia ga mau operasi baru mau mri aja ...melihat disini saya jd tambah takut ...ternyata proses panjang ya ....dan menguji kesabaran .anak saya cuma bisa liat jarak pendek banget dulu biasa ngelas tp ga pake alat pelindung ...terus dibawa ke rs betha medika sukabumi entah dikasih obat apa tambah parah dikit ..dibawa ke rscm juga ga jelas ..katanya neuropati apa gitu abis itu dia ga mau berobat lagi krn masih muda ..17 tp terus setress suka ngamuk ngamuk kita bawa ke rs bunut dikasih obat penenang sakit jiwa gitu ..eh malah matanya tambah parah kita ga tau bisa sampe gitu ....hadeuh ....cuma pengen sharing aja..sekarang dia masih beraktivitas tp ga berani nyetir ..aja ..krn jarak liat pendek mungkin hanya 5 cm ...

    ReplyDelete
    Replies
    1. waalaikum salam wr wb

      salam kenal dan salam sehat ya bu

      perjalanan panjang tergantung kondisi, bu
      qodarullah kondisi Zauji memang tidak sebagus pasien lain


      banyak pasien yang hanay 1x operasi juga kok
      termasuk teman saya


      kalau ibu ada waktu bisa ke RS cicendo saja bu
      Insya Allah pelayanan nya baik

      Delete
  5. Halo kak saya ingin bertanya kalo ablasi kornea masih berupa robekan apakah kesempatan untuk sembuhnya tinggi?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo salam kenal, sebagian kasus ablasio retina dapat ditangani dengan baik kok dan sembuh seperti semula.
      Dalam kasus Zauji, banyak faktor yang menghambat kesembuhan.
      Pada intinya ikhitiar maksimal dan jangan menunda agar segera ditangani.

      Delete
  6. Halo kak salam kenal. Terharu banget baca postingan tentang ablasio retina yang begitu panjang ini. It must be hard buat kakak dan kak zauji. Tapi salut banget kakak selalu mendampinginya dengan sabar, semoga menjadi ladang pahala ya kak. Beruntungnya kak zauji punya pasangan seperti kakak. Semoga Allah selalu memberi kesehatan untuk kakak berdua. Aamiin

    ReplyDelete

Post a Comment